Setelah sekian lama pergi
Susuri sungai indah di tepian hati
Langkah gontai tanpa henti
Lelahpun tiada halangi
Darah segar kenai bebatuan runcing
Kulit robek bergelambir hias telapak kaki
Pedih tembus dada ini
Ah, entahlah
Apa ini nyeri luka kaki atau nyeri luka hati
Hingga rasa inipun tak bisa bedakan lagi
Terlalu berbekas robekan ini
Mungkin, tonggak itu terlalu runcing
Tembus kaki telanjangku tiada berpaling
Sudahlah, ini mungkin qadlha'
Yang aku tak bisa berlari darinya
Kejar ragamupun tak kuasa
Hingga ku tak bisa membeda luka
Sedih, pedih, resah, gelisah ....
Ah, sudahlah, semua penuh sial ....
Tak ada yang indah
Semua hanya perjalananku berpeluk hayal
Lantas, bagaimana aku bercerita
Jika kisah ini hanya kepedihan semata
Jangankan tawa bahagia
Gurat-gurat senyumpun tiada
Apakah ini, perjalanan pendosa
Ataukah terpukau dengan nista
Menikmati keindahan laknat kehidupan
Dan terlena di kubang kemaksiatan
Jangan tanya sekarang
Aku akan selalu diam mengenang
Perbaiki kelakuan dan berperang
Peradaban ini membuatmu begitu garang
Tak kan kukisah sekarang
Kan kusimpan kisah sedihku
Dan kucerita saat nyata kumenang
Raih asa berdekap Rabbku
Pengirim: Sunarti, Ngawi