Selasa 26 Nov 2019 09:47 WIB

Tatkala Cinta tak Berwarna

.

Pasangan yang sudah menikah (ilustrasi)
Foto: independent
Pasangan yang sudah menikah (ilustrasi)

Pelangi selalu indah dipandang

Urai merah-kuningnya sedapkan mata

Juntai hijau, biru dan ungunya tentramkan rasa

Raih pancawarnanya, gapai seribu suka cita

 

Indah dia ada di atas sana

Elok dia tak tersentuh raga

Anggun pesona hanya sekejap

Selintas asamu nan terkesiap

 

Ah, aku hanya manusia tanpa daya

Kagumimu bak merindu berpeluk rupa

Dambamu bak sisir lapis warnanya

Sampai berkalang tanah, raga inipun tak bisa

 

Ah, pelangi kau begitu indah

Bisa kumikmat meski sesaat

Namun, cintamu hambar sudah

Tanpa lagi warna memikat

 

Hatimu entah di mana

Ragamu bahkan sirna

Tertelan peluk telaga warna

Hingga diriku tak mampu bersua

 

Duhai asa

Bungkus kesucian jiwa

Jika aku berpikir, itu hanya dosa

Kenapa rela?

 

Bangun dan bangkitlah wahai jiwa

Jangan terpuruk di tengah hujan lebat

Sementara halusinasi begitu memikat

Warna pelangi jadikanku manusia nista

 

Duhai asa

Taubat atas nikmat sesat

Jika aku berpikir, itu hanya dosa

Lantas, kenapa engkaua masih rela?

 

Bergelut panorama warna

Sementara cintanya hampa

Bukan, bukan cintanya, untukmu

Tapi kekasih hatinya dan bukan kamu

 

Ngawi, 24 November 2019

Pengirim: Sunarti, bidan dan wiraswasta asal Kabupaten Ngawi, Jawa Timur

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement