Jumat 12 Jul 2019 15:44 WIB

Permintaan Rumah Subsidi Melalui KPR FLPP Meningkat

Hingga 11 Juli, pemerintah telah menyalurkan dana FLPP bagi 47.077 unit rumah.

Red: Friska Yolanda
Pekerja mengerjakan proyek pembangunan rumah bersubsidi di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/4/2019).
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Pekerja mengerjakan proyek pembangunan rumah bersubsidi di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan permintaan terhadap rumah subsidi yang disalurkan melalui mekanisme KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) terus bertambah. Masih tingginya permintaan terjadi di tengah kenaikan harga jual rumah subsidi.

"Memang dari penetapan harga jual rumah subsidi terdapat kenaikan kira-kira Rp10 juta, namun harga rumah bersubsidi naik terakhir lima tahun lalu, sehingga ini penyesuaian," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (12/7).

Baca Juga

Meski terjadi kenaikan, Basuki mengatakan BTN, REI dan Apersi telah meminta tambahan anggaran FLPP yang disediakan Kementerian Keuangan. "Berarti permintaan untuk rumah subsidi bertambah, artinya positif," kata Basuki.

Berdasarkan data Kementerian PUPR, hingga 11 Juli 2019, pemerintah melalui telah menyalurkan dana FLPP bagi sebanyak 47.077 unit dari target 68.858 unit dengan anggaran yang disediakan Rp 4,52 triliun. Menurut Basuki Hadimuljono, batas harga jual rumah subsidi yang telah ditetapkan tidak mempengaruhi permintaan akan rumah subsidi dari masyarakat maupun pengembang perumahan, bahkan permintaan pembangunan rumah subsidi melalui program tersebut dinilai terus bertambah.