Jumat 12 Jul 2019 15:48 WIB

Sopir Angkot Tolak Rekayasa Lalu Lintas Kawasan Sukajadi

Perubahan jalur angkot akibat rekayasa lalin menurunkan jumlah penumpang.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Friska Yolanda
Jalan Sukajadi menjadi satu arah dalam uji coba rekayasa lalu lintas, di Kota Bandung, Kamis (11/7).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Jalan Sukajadi menjadi satu arah dalam uji coba rekayasa lalu lintas, di Kota Bandung, Kamis (11/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Puluhan sopir angkutan kota (angkot) memprotes ujicoba rekayasa lalu lintas di kawasan Sukajadi, Jumat (12/7). Para sopir ini menolak rekayasa lalin yang dianggap merugikan mereka.

Para sopir ini mogok beroperasi dan memilih memarkirkan kendaraannya di sekitar Taman Sukajadi untuk berunjuk rasa. Di antaranya angkot dengan trayek Margahayu Raya-Ledeng, Cicaheum-Ciroyom, Sarijadi-Ciroyom, dan Karangsetra-Cibaduyut.

Baca Juga

Perwakilam sopir Deden Wawan mengatakan rekayasa lalin ini berdampak pada perubahan trayek mereka. Alhasil ada penurunan jumlah penumpang yang naik angkot.

"Banyak yang dirugikan. Banyak yang komplain. Waktu, terus perubahan jalur. Penumpang bingung mau naik di mana arahnya kemana. Biasa tinggal lewat situ aja," kata Deden.

Ia mengatakan pada hari pertama ujicoba rekayasa lalin ini pendapatan para sopir menurun drastis hingga 70 persen. Menurutnya banyak masyarakat yang memilih angkutan online karena rute yang berubah.

Sebab, kata dia, terutama di Jalan Sukajadi yang menjadi satu arah menuju Jalan Setiabudi membuat pengguna jalan harus memutar. Jarak tempuh pun menjadi lebih jauh. Ditambah dengan rekayasa ini membuat banyak trayek angkot bersinggungan.

"Banyak yang selisih. Margahayu lewat sini, Ledeng lewat sini. Kita ambil jalur Ledeng marah nggak sopir Ledeng. Otomatis banyak bergesekan. Sedangkan angkot itu sudah ada rutenya. Balikin ke rute semula," ujarnya.

Ia menambahkan sosialisasi atas ujicoba rekayasa lalin ini sangat kurang. Terutama pada masyarakat yang akhirnya menjadi kebingungan dengan perubahan rute yang diberlakukan. Tak sedikit dikatakannya penumpang yang mengeluhkam rekayasa.

"Biasanya ke depan (Jalan Sukajadi) tinggal naik ini harus ke Cipaganti dulu. Jauh kan. Kalau misalnya lewat Sukajadi tinggal naik ke sukajadi. Yang mau ke rumah sakit juga harus muter dulu kan kasihan orang yang sakit," tambahnya.

Hingga berita ini diturunkan, pukul 15.30 WIB para sopir masih beraudiensi dengan Dinas Perhubungan dan Satlantas Polretabes Bandung. Rapat tertutup ini ingin mencari solusi dari keluhan para sopir angkot.

Sementara itu, dampak aksi mogok sopir angkot masyarakat kesulitan mendapatkan angkutan. Seperti halnya, Neneng (56) yang mengaku menjadi lama menunggu angkot di Jalan Sukajadi.

"Mau ke Lembang tapi angkotnya nggak ada. Sudah setengah jam lebih nunggunya," kata Neneng. 

Sebelumnya Polrestabes Bandung dan Dishub Kota Bandung mengujicoba rekayasa lalin di kawasan Sukajadi. Rekayasa kawasan ini melibatkan banyak jalan utama yang kerap menjadi titik kemacetan seperti Jalan Sukajadi, Jalan Cipaganti, dan Jalan Setiabudi. Akibat rekayasa ini 11 trayek angkot pun berubah mengikuti arah lalu lintas yang baru.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement