Jumat 12 Jul 2019 16:10 WIB

3 Kali Gemetar, Merkel Duduk Saat Lagu Nasional Berkumandang

Kesehatan Merkel mendominasi liputan media-media Jerman.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Kanselir Jerman Angela Merkel (kanan) dan tamu negara Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen duduk saat lagu nasional dinyanyikan dalam sebuah acara di Berlin, Jerman, Kamis (11/7).
Foto: AP Photo/Markus Schreiber
Kanselir Jerman Angela Merkel (kanan) dan tamu negara Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen duduk saat lagu nasional dinyanyikan dalam sebuah acara di Berlin, Jerman, Kamis (11/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Angela Merkel dan tamu negara Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen duduk saat lagu nasional dinyanyikan dalam sebuah acara di Berlin, Jerman. Hal itu tidak biasa dilakukan oleh kepala negara.

Peristiwa ini terjadi ketika Merkel terlihat gemetar di tiga acara sebelumnya. Hal itu meningkatkan kekhawatiran tentang kesehatan kepala negara Jerman tersebut.

Baca Juga

Dalam acara Kamis (11/7) itu, Merkel tidak menunjukkan tanda-tanda ketidakseimbangan atau sakit selama duduk di sebelah Perdana Menteri Frederiksen. Pada Rabu (10/7), Merkel gemetar saat berdiri di samping perdana menteri Finlandia.

Ia sempat menyinggung dampak psikologi dari gematar yang pertama menjadi penyebab peristiwa yang kedua dan ketiga. Ia mengatakan harus 'tetap hidup untuk sementara waktu', tapi tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Dalam konferensi pers yang dihadiri Frederiksen, Merkel mengelak pertanyaan apakah ia sudah memeriksakan diri ke dokter. Jika sudah apa hasilnya.

"Anda bisa berasumsi, pertama, saya menyadari tanggung jawab jabatan saya dan bertindak sesuai dengannya, juga sejauh menyangkut kesehatan saya, dan yang kedua Anda bisa berasumsi saya juga memiliki minat yang besar untuk menjadi sehat dan menjaga kesehatan saya," kata Merkel. 

Peristiwa gemetarnya Merkel pertama kali terjadi pada 18 Juni lalu. Kemungkinan disebabkan dehidrasi karena cuaca panas. Kesehatan tokoh di Jerman menjadi persoalan privat dan kini ada pertanyaan tentang kesehatan pemimpin yang dikenal memiliki stamina yang kuat itu.

Undang-undang privasi di Jerman sangat ketat dalam mengatur informasi pribadi. Merkel yang akan berusia 65 tahun pada pekan depan memiliki jadwal yang sangat padat. Dalam beberapa pekan terakhir ia menghadiri Pertemuan G-20 di Jepang, mengikuti rapat panjang di Uni Eropa lalu datang ke parade militer Prancis.

"(Berusia 65 tahun) artinya Anda tidak menjadi lebih muda, tapi mungkin lebih berpengalaman, segalanya di sisi yang baik," katanya.

Tiga peristiwa gemetarnya Merkel di depan publik terjadi ketika ia berdiri tanpa bicara. Tapi gemetarnya berhenti ketika ia mulai berjalan. Merkel juga tidak gemetar atau kehilangan keseimbangan ketika berdiri sambil berbicara di parlemen atau saat konferensi pers.

Di negara lain, peristiwa gemetarnya kepala negara saat berdiri dicuaca panas bukan sesuatu yang menarik perhatian media. Tapi media-media Jerman menjadikan hal itu sebagai pusat pemberitaan mereka. Kesehatan Merkel mendominasi liputan media-media Jerman.

Politikus Jerman menghindari untuk membahas tentang hal ini. Jika mereka membicarakannya pun hanya mengungkapkan dukungan kepada Merkel bagaimana ia menangani masalah kesehatannya.

Mantan ketua partai oposisi Green Party, Simone Peter mencicitkan dukungannya kepada Merkel. Di Twitter, Peter mengatakan duduknya Merkel pada saat lagu nasional dikumandangkan sesuatu yang biasa saja.

"Dan Perdana Menteri Denmark memiliki empati dan kesopanan menunjukkan solidaritasnya, semua orang juga harus melakukannya dan menyadari pekerjaan yang sangat amat menekan juga dapat meninggalkan jejak," cicit Peter.

Pada tahun lalu Merkel mengatakan ia tidak akan maju untuk jabatan periode kelima. Ia sudah menjadi kanselir Jerman sejak 2005. Masa jabatannya saat ini akan berakhir pada 2021.

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement