REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau mulai terjadi sejak Mei 2019 dan puncaknya pada Agustus 2019. Direktur Jenderal Sumber Daya Air Hari Suprayogi menjamin cadangan air untuk daerah irigasi di 16 waduk utama.
"Yang di 16 waduk utama bisa (dijamin) sampai akhir tahun," kata Hari di Gedung Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR), Jumat (12/7).
Dia menjelaskan 16 waduk utama terdiri dari dua waduk atau benduangan di Pulau Sumatra, 10 bendungan di Pulau Jawa, satu bendungan di Nusa Tenggara Barat (NTB), dan tiga di Sulawesi.
Hari menjelasakan setiap tahun pada dasarnya selalu mengalami musim kemarau. Dia menegasakan cadangan air dari 16 bendungan utama sekitar 3,85 miliar meter kubik aman untuk mengatasi kemarau hingga Oktober dan akhir 2019.
Dia memprediksi cadangan air tersebut juga bisa akan bertambah karena pada November diperkirakan hujan akan turun. Jika hujan tak turun pada November, Hari memastikan pemerintah sudah menyiapkan antisipasinya.
"Kalau memang nggak ada misalnya kita bersama dengan BMKG dan BNPB mengajukan modifikasi cuaca. Tapi biasanya jarang (melakukan modifikasi cuaca), setiap tahun saat November kita tetap ada hujan," ungkap Hari.
Menurut data Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, 16 waduk utama tersebut bisa melayani sekitar 403 ribu hektare dari total 573 ribu hektare area yang ada. beberapa waduk utama tersebut diantaranya Jatiluhur, Cirata, Wadaslintang, Jati Luhur, dan lainnya.