Jumat 12 Jul 2019 21:42 WIB

Karawang Lakukan Kajian untuk Tangani Kekeringan

Ada beberapa cara penanganan kekeringan yang jadi kajian Pemkab Karawang.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi kekeringan.
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Ilustrasi kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Pemerintah Kabupaten Karawang, akan melakukan kajian wilayah terdampak kekeringan. Kajian itu, untuk menentukan langkah atas permasalahan tersebut. Mengingat, ada 22 ribu kepala keluarga di wilayah ini, yang terkena dampak dari musim kemarau tersebut.

Bupati Karawang Cellica Nurachadiana, mengatakan, kajian ini sangat penting. Guna, menentukan solusi atas permasalahan kekeringan ini. Karenanya, akan lakukan pengkajian terlebih dahulu persoalan penanganan kemarau ini.

"Kemarin, seluruh stakeholder sudah menbahas permasalahan ini," ujar Cellica, Jumat (12/7).

Menurut Cellica, ada beberapa cara untuk penanganan kekeringan yang jadi kajian pihaknya. Mulai, dari pembuatan bendungan, sumur resapan, sumur bor hingga pembuatan embung tadah hujan.

Tetapi semua itu, perlu kajian terlebih dulu. Misalnya, untuk pembuatan bendungan perlu diperhatikan, bagaimana lahannya dan lainnya. Terus, untuk pembuatan sumur resapan ataupun sumur bor juga perlu  diperhatikan bagaimana kondisi air tanahnya.

Adapun, untuk penanganan awal masalah kekeringan ini, pemkab sudah melakukan penyuplaian air bersih dengan bantuan mobil-mobil tangki dari PDAM Tirta Tarum. Akan tetapi, distribusi air bersih ini hanya solusi jangka pendek.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Karawang, Wawan Setiawan, mengatakan, saat ini instansinya sedang melakukan pembangunan penampung air hujan di tiga wilayah. Penampung air hujan dengan kapasitas masing-masing 500 liter tersebut, dibuat di Desa Sukaluyu, Adiarsa Barat dan Bengle.

"Air hujan ini, bisa diolah dengan standar layak pakai. Sehingga, airnya layak diminum," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement