REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Para pemrotes di Hong Kong (13/7), Sabtu, bentrok dengan polisi di satu kawasan dekat perbatasan dengan China Daratan, tempat ribuan orang berunjuk rasa menentang keberadaan para pedagang China. Bentrokan itu terjadi seiring berkembangnya keresahan atas RUU ekstradisi.
Demonstrasi di Sheng Shui, tak jauh dari Kota Shenzhen, China, semula berlangsung damai tapi kemudian berubah menjadi kerusuhan kecil dan teriakan diberbagai tempat. Para pemrotes melempar payung dan topi ke arah petugas keamanan, yang membalas dengan memukul para demonstran dan menyemprotkan cairan lada.
Polisi Hong Kong kemudian mendesak para pemrotes agar menahan diri dan meninggalkan kawasan itu. Aksi itu merupakan unjuk rasa terbaru yang terjadi di bekas koloni Inggris itu selama lebih sebulan terakhir dan menimbulkankrisis politik terburuk sejak penyerahannya kepada China pada 1997.
Kadang kala aksi protes dijalan raya menarik jutaan orang, dengan ratusan orang bahkan menyerbu gedung legislatif pada 1 Juli untuk menentang RUU Ekstradisi yang sekarang ditangguhkan. RUU itu memungkinkan tersangka kejahatan di Hong Kong dikirim ke China untuk menjalani peradilan di bawah kendaliPartai Komunis China yang berkuasa.