Ahad 14 Jul 2019 07:38 WIB

LIPI: Koperasi Sulit Berkembang karena tak Ada Jaminan LPS

Usaha koperasi masih bertumpu pada permodalan anggota dan pinjaman bank

Koperasi /ilustrasi
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Koperasi /ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti pusat penelitian ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Yeni Saptia mengatakan ketiadaan jaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) membuat koperasi sulit berkembang di Indonesia. Menurutnya, lembaga seperti LPS untuk koperasi perlu dibentuk.

"Selama ini LPS hanya ada di Perbankan," ujar Yeni di Jakarta, Sabtu (13/7).

Baca Juga

Keberlangsungan koperasi yang ada di berbagai daerah, menurut Yeni, umumnya bertumpu pada permodalan yang diperoleh dari keanggotaan dan pinjaman dari perbankan meski masih terbatas. Selain permodalan yang diperoleh dari anggota dan perbankan, investor pun bisa menyuntikan dananya untuk dikelola oleh koperasi.

"Jadi (investor) tidak was-was dananya dibawa lari pengurus koperasi," ujar Yeni.

Peneliti LIPI itu mengatakan selama ini ada kekhawatiran di masyarakat setelah ditemukan laporan Kementerian Koperasi dan UKM, masih banyak koperasi kategori belum sehat. Bahkan ada juga koperasi bodong, yaitu koperasi yang tidak aktif lagi namun tetap menghimpun dana dari masyarakat.

"Walaupun pemerintah sudah memperketat aturan untuk koperasi yang bodong itu, sebagian koperasi yang dianggap tidak sehat juga sudah dibubarkan," ujar Yeni.

Yeni berpendapat ini menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat pada koperasi. "Kalau tidak ada perhatian besar, keberadaan koperasi termarjinalkan," ujar Yeni.

Padahal menurutnya, koperasi berperan penting memberikan kredit kepada pengusaha mikro kecil dan menengah (UMKM). "Koperasi juga soko guru bisnis masyarakat yang belum bankable (memenuhi syarat perbankan)," tutur Yeni.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement