Ahad 14 Jul 2019 13:13 WIB

BUMN RI Garap Proyek Peledakan di Pelabuhan Timor Leste

Selain proyek di Timor Leste, BUMN RI ini juga mengekspor bahan peledak ke Australia

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Bahan peledak potassium (ilustrasi)
Bahan peledak potassium (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia, PT Dahana (Persero), melakukan first blasting di proyek Kuari Tibar Bay Port Dili Timor Leste. Pembangunan infrastruktur di Timor Leste seiring langkah pemerintah Dili untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negaranya.

PT Dahana pun telah menggandeng perusahaan lokal Incanto Weste Unipessoal LDA untuk project peledakan.

Baca Juga

Presiden Direktur Incanto Weste Unipessoal LDA Joanico Jerenimo mengatakan salah satu project besar infrastruktur yang sedang dibangun yakni pelabuhan terbesar Timor Leste di Tibar. Pembangunan pelabuhan ini dikerjakan China Harbour Engineering Company yang akan rampung pada 2022 mendatang.

“Kami mengimpor bahan peledak dari Dahana untuk project Kuari di Tibar. Bahan peledak tersebut berupa dayagel, detonator electric dan non electric, detonating cord serta amonium nitrat,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Ahad (14/7).

Menurutnya saat ini potensi ekonomi di Timor Leste mengalami perubahan luar biasa terutama di kota Dili cukup tumbuh signifikan. Setidaknya, terdapat bangunan kantor duta besar di daerah Pantai Kelapa dan kantor kementerian yang memiliki 12 lantai di Aitarak Laran.

“Peluang ini yang kami tangkap, dengan mendapatkan kontrak untuk mensuplai bahan peledak dalam proses peledakan Kuari untuk keperluan infrastruktur pelabuhan Tibar Bay,” ucapnya.

Nantinya, proyek ini diresmikan sebagai pelabuhan terbesar skala internasional di Timor Leste, khususnya untuk kegiatan bongkar muat peti kemas. Sementara pelabuhan lama akan menjadi pelabuhan penumpang dan wisata.

Sementara Direktur Utama PT Dahana Budi Antono menambahkan pihaknya mengekspor bahan peledak ke Timor Leste untuk project Kuari ini. Bahan peledak dikirim dalam tiga kali pengiriman, masing-masing pengiriman 11 kontainer dengan nilai kontrak senilai 420 ribu dolar AS.

“Kami memiliki teknologi dan fasilitas produksi terbesar di Asia Tenggara. Sekaligus memiliki faktor keamanan bahan peledak yang rawan dan perlu penanganan khusus dari ahlinya,” jelasnya.

Untuk memperkuat kerja sama antar kedua belah pihak, Dahana - Incanto menandatangani nota kesepahaman yang menunjuk Incanto sebagai distributor tunggal bahan peledak komersial Dahana di Timor Leste.  Kerja sama ini mendapat dukungan langsung dari Menteri Pertahanan dan Dalam Negeri Timor Leste,  Filomeno da Paixão de Jesus.

Menurutnya, distribusi bahan peledak harus diatur secara ketat karena termasuk bahan berbahaya. Oleh karenanya, distribusi bahan peledak yang masuk ke Timor Leste harus melalui perusahaan yang resmi dan sesuai pada ahli bidangnya.

Ekspansi luar negeri

PT Dahana (Persero) kembali mengekspor bahan peledaknya ke Australia.  Bahan peledak berjenis cartridge emulsion ini merupakan kelanjutan pengiriman pertamanya pada Maret 2019 lalu.

Direktur Operasi PT Dahana Bambang Agung mengatakan saat ini  perseroan telah menyasar pasar Pasifik dengan ekspor bahan peledak seperti ke Australia, Timor Leste dan Fiji. Padahal, persaingan bisnis di bidang bahan peledak dunia pun tidak mudah lantaran banyak pemain dunia di bidang bahan peledak.

"Seperti Dahana, kami mencoba menembus pasar Australia yang notabene daerah dengan hegemoni salah satu pemain bahan peledak dunia.  Kami percaya diri dengan produk yang kami hasilkan di Energetic Material Center di Subang," ungkapnya.

Pada Agustus 2019, PT Dahana akan melakukan shipment kedua ke Australia sebanyak 86,000 Kilogram atau delapan kontainer produk bahan peledak untuk dipasarkan Johnex Explosives.

Johnex Explosives melalui Letter of Intent (LoI) berencana setiap tahunnya akan membeli Cartridge Emulsion DAHANA sekitar delapan kontainer. Pada tahun ini, PT Dahana baru mengirim tiga kontainer Cartridge Emulsion sebanyak 37.500 Kilogram.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement