REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS --Langkah Melinawati (41) sedikit tertahan dan ragu begitu sampai didepan Gerai Sehat Purwokerto Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Jateng. Masih mengenakan jaket salah satu provider ojek online, perempuan ini menanyakan seputar layanan khitan bagi putranya, Daren Carolius Agustian (14). Dengan teburu-buru Melinawati mengatakan kalau dirinya bukan muslim. "Saya tapi Katolik," ucapnya.
Melinawati sudah lama menginginkan putra satu-satunya ini untuk bisa khitan, dengan alasan kesehatan. Namun hingga Daren duduk dikelas 9 SMP, dirinya mengaku belum ada dana.
Mengetahui ada program khitan tanpa biaya dan tidak perlu menunggu event massal, dirinya mendatangi Gerai Sehat. Begitu melihat profil klinik yang merupakan lembaga organisasi muslim, dirinya sempat ragu dan pesimis.
Sabtu (13/7), dirinya dapat tersenyum lebar dan lega. Keraguannya hilang sudah berganti kebahagiaan. Dipengujung liburan semester tahun ini dapat memenuhi keinginan putranya untuk khitan.
Melinawati berkisah, sebenarnya walau non muslim, tradisi keluarganya tetap melaksanakan khitan bagi anak laki-laki. Namun, biasanya pelaksanaan khitan, sewaktu anak laki-laki mereka lahir.
Karena harus seorang diri membesarkan putra yang beranjak remaja, Melinawati harus berjuang keras. Pernah menjadi buruh, kini menjadi driver ojol motor dilakoni untuk kehidupannya dan keluarga kecilnya.
Bagi tim LKC, walau layanan khitan merupakan layanan reguler yang dapat dilayani setiap hari. Berbeda ada layanan reguler dihari biasa, setiap musim liburan tim sudah bersiap menghadapi lonjakan permintaan layanan khitan. Semua permintaan layanan khitan melalui Gerai Sehat tetap melalui prosedur verifikasi yang berlaku. Hal ini agar layanan ini tepat manfaat dan sasaran.
Dalam kesempatannya sebagai operator khitan Daren, Aan Juliant yang juga Koordinator Program Kesehatan LKC mengatakan, selama musim libur sekolah lonjakan permintaan untuk khitan meningkat tajam dibandingkan bulan-bulan biasa. Selama musim liburan semester 1 tahun 2019, total penerima manfaat khitan berjumlah 32 jiwa. Semuanya sudah melalui proses verifikasi kepesertaan.
Kasus Daren, yang merupakan non muslim tetap dapat dilayani oleh Gerai Sehat menggunakan sumber anggran sedekah atau infak. Direktur LKC, Titi Ngudiati menjelaskan dalam sistem kepesertaan berbasis member yang ada di Gerai Sehat. Ada sekira 2 persen member merupakan non muslim ( dari 3700jiwa member Gerai Sehat). Member Gerai Sehat berhak mendapatkan akses layanan kesehatan primer di faskes LKC Dompet Dhuafa Jateng.