REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Suhud Aliynudin menanggapi terkait pidato pertama Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden terpilih di Sentul Indonesia Convention Center (SICC), Bogor, Ahad (14/7) malam. Suhud mengatakan, pada periode kedua pemerintahannya, Jokowi tidak boleh lagi bermain dengan politik citra.
“Secara umum, di periode kedua pemerintahan Pak Jokowi tidak boleh lagi bermain dengan politik citra. Harus fokus membuktikan semua janji-janjinya,” kata Suhud saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (14/7).
Mantan juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu juga menyebut, apa pun yang dilakukan pemerintah harus berorientasi untuk menjawab permasalahan mendasar bangsa. Terutama, dalam masalah ekonomi atau kesejahteraan masyarakat. “Hal itu ditunjukan di antaranya dengan angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi,” ujar dia.
Sementara itu, poin lainnya, ia mengatakan, dalam pidato Jokowi juga menyinggung mengenai ketegasannya yang tidak akan memberikan toleransi bagi siapapun yang mengganggu Pancasila. Suhud pun mendukung ketegasan Jokowi tersebut.
Presiden Joko Widodo berserta isteri memberikan salam kepada para pendukung dan relawan dalam acara Visi Indonesia di Sentul International Convetion Center, Bogor, Jabar, Ahad (14/7). (Republika/Prayogi)
Ia menilai, sebagai ideologi negara, Pancasila sudah final. Namun, kata Suhud, harus dibuktikan pada praktik kehidupan bernegara.
“Tidak sebatas jargon semata. Namun, harus dibuktikan dengan keteladanan para pejabat negara,” ungkapnya.
Pasangan Joko Widodo dan Ma'aruf Amin menyampaikan pidato pertamanya sebagai presiden dan wakil presiden terpilih dalam dalam acara Visi Indonesia di Sentul Indonesia Convention Center, Ahad (14/7). Dalam pidatonya Jokowi mengatakan beberapa poin penting dalam periode kedua kepemimpinannya, seperti reformasi birokrasi, pembangunan sumber daya manusia, dan pentingnya Pancasila bagi persatuan bangsa.