REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan janji berupa pidato yang berisikan lima visi dan misi yang menjadi fokusnya sebagai kepala negara lima tahun ke depan. Hal itu disampaikan Jokowi pada acara Visi Indonesia, di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Ahad (15/7) malam.
Lima visi dan misi ini ia petakan atas dasar kesadarannya mengenai fenomena perkembangan zaman dunia global yang semakin dinamik, penuh perubahan, kecepatan, risiko, kompleksitas, juga penuh hal-hal tak terduga di luar perhitungan. Oleh sebab itu, ia mengatakan harus mencari cara-cara dan nilai-nilai baru dalam mencari solusi dari setiap permasalahan bangsa yang dihadapi.
"Dengan inovasi-inovasi dan kita semuanya harus mau dan akan kita paksa untuk mau, kita harus meninggalkan cara-cara lama, kita harus meninggalkan pola-pola lama, baik dalam mengelola organisasi, baik dalam mengelola lembaga, maupun dalam mengelola pemerintahan," ujarnya.
Infrastruktur
Visi dan misi pertama yang ia ucapkan adalah akan terus melanjutkan pembangunan infrastruktur negara. Jokowi juga menyebut bahwa infrastruktur-infrastruktur besar telah dibangun.
Ke depan, kata dia, ia akan melanjutkan pembangunan infrastruktur itu dengan lebih cepat dan menyambungkan infrastruktur-infrastruktur besar seperti jalan tol, kereta api, pelabuhan, dan bandara dengan kawasan-kawasan produksi rakyat, industri kecil, ekonomi khusus, persawahan, perkebunan, tambak perikanan, serta pariwisata.
Sumber Daya Manusia (SDM)
Janji atau visi dan misi Jokowi yang kedua adalah pembangunan SDM sebagai kunci Indonesia maju di masa depan.
"Titik dimulainya pembangunan SDM adalah dengan menjamin kesehatan ibu hamil, sejak hamil. kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak-anak sekolah kita, ini merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia yang unggul ke depan, ini yang harus dijaga betul, jangan sampai ada stunting, jangan sampai ada kematian ibu, kematian bayi yang meningkat, tugas besar kita ada di situ," tambahnya.
Selain kesehatan SDM, Jokowi juga menyinggung soal kualitas pendidikan yang akan terus ia tingkatkan. Pada masa pimpinan periode keduanya ini ia memastikan akan membangun lembaga manajemen talenta, vokasional training, dan vokasional school.
Jokowi mengatakan pemerintah akan mengidentifikasi, memfasilitasi, serta memberikan dukungan pendidikan dan pengembangan diri bagi talenta-talenta anak bangsa, karena kata dia, anak bangsa lah yang akan memberikan kontribusi besar bagi percepatan pembangunan Indonesia.
"Kita akan menyiapkan lembaga-lembaga khusus yang mengurus manajemen talenta ini, kita akan mengelola talenta-talenta yang hebat yang bisa membawa negara ini bersaing secara global," tambahnya.
Mengundang investasi dalam rangka membuka lapangan pekerjaan
Jokowi mengatakan pada visi dan misinya yang kelima bahwa mengundang investasi yang seluas-luasnya adalah kunci dari membuka lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya pula.
"Jangan ada yang alergi terhadap investasi, karena dengan cara ini lah lapangan pekerjaan akan terbuka yang sebesar-besarnya," ujarnya.
Demi tercapainya tujuan ini, Jokowi mengatakan segala penghambat investasi harus dipangkas, baik proses perizinan yang lambat, berbelit-belit, terlebih yang mensyaratkan pungutan liar (pungli).
"Apalagi yang ada punglinya, hati-hati, hati-hati ke depan akan saya pastikan, akan saya kejar, akan saya kontrol, akan saya cek, dan akan saya hajar kalo diperlukan. Tidak ada lagi hambatan-hambatan investasi karena ini adalah kunci pembuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya," ucap Jokowi dengan tegas.
Reformasi birokrasi struktural
Pada janjinya yang keempat, Jokowi mengatakan sangat penting bagi Indonesia untuk mereformasi birokrasi berbagai lembaga agar menjadi semakin sederhana, dan lincah.
Kecepatan birokrasi dalam melayani dan memberikan izin, kata dia, menjadi kunci reformasi birokrasi.
Perubahan pola kerja zaman dahulu yang linier, monoton, dan terjebak pada zona nyaman, menurut Jokowi adalah "penyakit".
Ke depannya Jokowi mengatakan akan mendorong lembaga-lembaga yang menuntut para pekerjanya menjadi gesit dan cepat beradaptasi terhadap perkembangan zaman, demi membangun Indonesia yang adaptif, produktif, inovatif, dan kompetitif.
"Ini juga hati-hati, kalau pola pikir, kalau mindset birokrasi tidak berubah, akan saya cek sendiri, akan saya kontrol sendiri, begitu saya lihat tidak efisien atau tidak efektif, saya pastikan akan saya pangkas dan akan saya copot pejabatnya," ujarnya disambut seru sorakan masyarakat di dalam gedung yang menonton.
Penggunaan APBN fokus dan tepat sasaran
Visi dan misi terakhir yang Jokowi sampaikan adalah mengenai penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang harus fokus dan tepat sasaran.
Ia menyampaikan bahwa setiap rupiah yang keluar dari APBN akan ia pastikan harus memiliki manfaat bagi ekonomi negara dan kesejahteraan rakyat.
"Namun, perlu saya ingatkan bahwa mimpi-mimpi yang besar hanya bisa terwujud jika kita bersatu, jika kita optimis, jika kita percaya diri dan berani menghadapi tantangan-tantangan kompetisi global, harus berani, kita harus yakin bahwa kita bisa menjadi salah satu negara terkuat di dunia," kata Jokowi.
"Jangan pernah ragu untuk maju, karena kita mampu jika kita bersatu," tambah dia.