REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dituding rasialis setelah komentar pedasnya di Twitter terhadap empat anggota Kongres dari Partai Demokrat. Empat wanita kongres tersebut di antaranya Alexandria Ocasio-Cortez dari daerah pemilihan New York, Rashida Tlaib dari Michigan, Ayanna Pressley dari Massachusetts, dan Ilhan Omar dari Minnesota.
Dilansir di Washington Post, Ahad (14/7), Pressley lahir di Cincinnati, Tlaib lahir di Detroit, dan Ocasio-Cortez lahir di New York, sekitar 20 mil dari tempat kelahiran Trump. Sedangkan Omar lahir di Mogadishu, Somalia. Keluarga pindah ke AS di tengah perang sipil. Ia menjadi warga AS saat remaja.
Trump mengatakan, para wanita tersebut berasal dari negara-negara yang pemerintahannya rusak dan menyarankan mereka kembali ke negaranya. Dia kemudian mengatakan, Ketua House of Representative Nancy Pelosi akan sangat bersedia mengatur perjalanan gratis para anggota Kongres kembali ke negara asal mereka.
Anggota Kongres AS yang mewakili Minnesota, Ilhan Omar di Capitol Hill, Washington, 6 Maret 2019.
Komentar Trump mencuat sepekan setelah Pelosi berselisih dengan empat wanita Demokrat itu. Dalam cicitan Trump di akun Twitter-nya, ia menuduh anggota wanita Kongres telah dengan kejam mengkritik dirinya dan AS.
"Sangat menarik untuk melihat wanita kongres Demokrat 'progresif', yang awalnya berasal dari negara-negara yang pemerintahannya adalah bencana yang lengkap dan total, yang terburuk, paling korup dan tidak kompeten di mana saja di dunia (jika mereka bahkan memiliki pemerintahan yang berfungsi sama sekali). Sekarang dengan lantang dan kejam memberi tahu rakyat AS, bangsa terbesar dan paling kuat di dunia, tentang bagaimana pemerintah kita harus dijalankan," ujar Trump dari thread pertama di Twitter, dilansir BBC, Senin (15/7).
"Mengapa mereka tidak kembali dan membantu memperbaiki tempat-tempat yang benar-benar rusak, dan penuh kejahatan dari mana mereka datang. Lalu kembali dan tunjukkan kepada kami bagaimana hal itu dilakukan," lanjut thread kedua Trump.
"Tempat-tempat itu sangat membutuhkan bantuanmu, kamu tidak bisa pergi dengan cukup cepat. Saya yakin Nancy Pelosi akan sangat senang dengan cepat mengatur pengaturan perjalanan gratis Anda!," tutup thread ketiga Trump.
So interesting to see “Progressive” Democrat Congresswomen, who originally came from countries whose governments are a complete and total catastrophe, the worst, most corrupt and inept anywhere in the world (if they even have a functioning government at all), now loudly......
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) July 14, 2019
Meskipun Trump tidak secara eksplisit menyebutkan nama-nama wanita kongres yang dia bicarakan, namun dari referensi sebutan Pelosi, secara luas diasumsikan dia merujuk pada Ocasio-Cortez, Tlaib, Pressley dan Omar. Selama sepekan terakhir, Pelosi memang berselisih dengan Ocasio-Cortez. Ia menuduhnya memilih perempuan kulit berwarna untuk dikritik menyusul ketidaksepakatan antara Demokrat mengenai RUU keamanan perbatasan.
Pelosi mengatakan, komentar pedas Trump merupakan xenofobia. "Ketika @realDonaldTrump memberi tahu empat wanita anggota kongres Amerika untuk kembali ke negara mereka, dia kemudian menegaskan kembali rencananya 'Membuat Amerika Hebat Lagi' atau selalu tentang membuat Amerika putih kembali," katanya
"Keragaman kami adalah kekuatan kami dan persatuan kami adalah kekuatan kami," tambah Pelosi.
Tlaib juga membalas Trump. Anggota kongres untuk distrik ke-13 Michigan itu menyerukan pemakzulan Trump. "Ingin tanggapan atas kegagalan presiden yang gagal dan tanpa hukum? Dia adalah krisis. Ideologinya yang berbahaya adalah krisis. Dia perlu dimakzulkan," tulisnya.
Sementara Ocasio-Cortez membalas twit Trump: "Selain tidak menerima Amerika yang memilih kami, Anda tidak dapat menerima kami juga tidak takut pada Anda," katanya.
Anggota Kongres Amerika Serikat Rashida Tlaib (tengah). Tlaib adalah seorang Muslim keturunan Palestina.
Omar mengatakan kepada presiden, Trump membangkitkan nasionalisme kulit putih karena dia marah sebab orang-orang seperti Omar melayani Kongres dan berjuang melawan agenda penuh kebencian Trump. Omar juga memanggilnya presiden terburuk, paling korup dan tidak kompeten.
Pressley berbagi tangkapan layar dari thread Trump. "Ini adalah yang disebut rasialisme. Kamilah yang disebut demokrasi itu," ujarnya.
Komentar pedas Trump juga ditanggapi oleh Senator Elizabeth Warren dari Partai Demokrat yang mencalonkan diri sebagai calon presiden. Warren mengatakan, komentar Trump merupakan komentar jahat yang adalah bagian dari serangan rasis dan xenofobia. Bernie Sanders juga menuduh Trump melakukan rasisme.
Beberapa anggota Kongres dari Partai Republik juga membuat komentar mendengar rasisme Trump. Meskipun Meghan McCain, putri John McCain pendukung Partai Republik, ia mengatakan, "Ini rasialis," katanya.
"Bahkan jika itu hanya tentang Omar, itu akan tetap rasialis. Kami tidak memberi tahu orang-orang kami menyambut dia (Omar) ke negara ini, untuk dia 'kembali'," kata Meghan McCain. Sejumlah komentator lain juga membanjiri jaringan sosial dengan kritik.
Wartawan Gedung Putih Brian J Karem meretwit cicitan Trump. "Selamat pagi, banyak rasialis?" Sementara komentator politik AS Josh Rogin mengatakan: "Ini adalah hal baru, mengerikan, rasialis, sedih, bahkan untuk Trump."
Trump belum menanggapi kritikan tersebut. Namun sejak komentar rasialisnya, ia mentweet tentang migran yang ditahan di pusat penahanan perbatasan AS. "Maaf, tidak bisa membiarkan mereka masuk ke negara kita," kata dia.