Senin 15 Jul 2019 08:56 WIB

Sinisa Mihajlovic Vs Leukimia

Mihajlovic bukan persona sepak bola pertama yang pernah bertarung melawan Leukimia.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Sinisa Mihajlovic
Foto: REUTERS/Alessandro Garofalo
Sinisa Mihajlovic

REPUBLIKA.CO.ID, BOLOGNA -- Sepanjang akhir pekan ini, berbagai rumor berkembang soal kelanjutan masa depan Sinisa Mihajlovic. Pelatih yang menggantikan Fillipo Inzaghi pada pertengahan musim lalu itu belum juga hadir di latihan pra musim I Rossoblu, julukan Bologna, yang digelar di Dolomites, Italia. Padahal, pemusatan latihan itu sudah dilakukan sejak awal pekan ini.

Kabar paling santer menyebut Mihajlovic tengah mengalami gangguan kesehatan hingga tidak bisa mendampingi anak-anak asuhnya melakoni latihan pramusim. Akhirnya, kabar itu pun terkonfirmasi pada Sabtu (13/7) waktu setempat. Kesehatan memang menjadi alasan utama absennya pelatih berusia 50 tahun itu, tetapi tidak ada yang mengira Mihajlovic menderita penyakit yang cukup serius, yaitu kanker darah atau leukimia.

Para penggawa Bologna, yang melakukan konferensi video dengan Mihajlovic, seolah tidak percaya dengan pernyataan pelatih asal Serbia tersebut. Bagi mereka, Mihajlovic selayaknya juru selamat yang membawa mereka keluar dari jurang degradasi pada musim lalu.

Bahkan, menggantikan Inzaghi pada akhir Januari 2019, Mihajlovic berhasil membawa Bologna finis di peringkat ke-10, posisi yang tidak pernah mereka sangka pada awal musim ini kala terus terpuruk di zona degradasi. ''Tentu saja, tidak ada yang berharap ini terjadi. Miha seperti layaknya ayah bagi kami. Jadi, kami akan berjuang untuk dia layaknya dia berjuang bersama kami pada musim lalu,'' ujar kapten Bologna Blarem Dzemaili, seperti dikutip Football Italia.

Bukan hanya para penggawa Bologna yang terkejut dengan vonis Leukimia tersebut, hal serupa juga dirasakan oleh Mihajlovic saat pertama kali mendengar vonis dokter terkait penyakitnya. Mantan pelatih Inter Milan itu mengaku sempat begitu terpukul dan menghabiskan waktu selama dua hari untuk meratapi vonis tersebut.

Eks bek sayap Lazio itu mengungkapkan, dirinya sudah terdeteksi menderita leukemia sebelum pramusim Bologna digelar. Terlebih, ayah Mihajlovic meninggal dunia karena mengidap kanker. Alhasil, Mihajlovic harus selalu melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Akhirnya, setelah melakukan serangkaian tes medis, dokter memastikan Mihajlovic menderita penyakit yang disebabkan oleh produksi berlebihan sel darah putih tersebut.

Namun, Mihajlovic dikenal sebagai petarung yang tidak kenal lelah dan menyerah, baik saat sebagai pemain ataupun pelatih. Sikap ini pula yang akan dia tunjukkan saat berusaha melawan kanker darah yang dideritanya.

''Saya tahu, saya akan menang. Saya selalu bermain untuk mengincar kemenangan, baik di dalam sepak bola ataupun kehidupan. Penyakit ini masih bisa diobati, dan Anda bisa pulih. Saya tidak sabar untuk menjalani pengobatan dan mengalahkan penyakit ini,'' ujar Mihajlovic dalam sebuah konferensi pers di Bologna, seperti dikutip Football Italia, Ahad (14/7).

Rencananya, Mihajlovic akan segera melakukan proses penyembuhan leukemia di Rumah Sakit Sant’Orsola, Bologna, pada Selasa (16/7) waktu setempat. Dokter tim Bologna, Gianni Nanni, mengungkapkan, Mihajlovic tengah menderita leukemia akut. Nanni mengaku akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui jenis kanker yang diderita Mihajlovic guna menentukan waktu proses pengobatan yang akan ditempuh.

Kendati begitu, Nanni optimistis leukimia yang diderita Mihajlovic dapat disembuhkan. ''Apalagi, dia adalah sosok yang begitu kuat. Saya telah mengenalnya selama 10 tahun lebih. Dia akan kembali dengan fisik dan mental yang lebih kuat. Dia layaknya tank,'' kata Nanni.

Terkait kelanjutan kiprah Mihajlovic sebagai kursi pelatih Bologna, Presiden Bologna Joey Saputo menegaskan akan tetap mempertahankan Mihajlovic. Dukungan terhadap mantan pemain yang dikenal memiliki kemampuan tendangan bebas mematikan itu pun datang dari seluruh pihak di Bologna.

''Mihajlovic masih dan akan tetap menjadi pelatih Bologna. Di titik ini, masalah profesionalitas dapat dinomorduakan. Sinisa akan menghadapi pertarungan yang lebih besar dalam hidupnya. Bersama saya, klub, dan seluruh kota ini, dia telah menemukan rekan untuk bisa menang dalam pertarungan itu,'' kata Saputo, seperti dikutip BBC.

Dukungan

Dukungan terhadap Mihajlovic pun datang tidak hanya dari Bologna. Sejumlah klub-klub asal Italia, terutama yang pernah menggunakan jasanya sebagai pemain atau pelatih, turut mengucapkan dukungan untuk mantan pemain Inter Milan tersebut. Lewat laman resmi klub, Inter Milan sempat mengunggah suara dukungan terhadap Mihajlovic. ''Ayo Sinisa, Inter berada di sampingmu dalam pertarungan ini,'' tulis akun resmi Inter Milan di Twitter.

Pun dengan dukungan mantan rekan setim dan lawan di atas lapangan. Salah satunya datang dari Roberto Mancini. ''Kamu terlalu kuat. Penyakit ini tidak akan menakutimu. Selain itu, kita masih perlu bermain paddleboard setelah ini,'' tulis Mancini di akun media sosialnya. Mancini dan Mihajlovic memang pernah bekerja sama di Inter Milan, baik saat menjadi pemain maupun kala duduk di jajaran staf pelatih Inter Milan.

Tidak hanya dari mantan rekan setim, dukungan juga ternyata hadir dari eks rival di atas lapangan. Adalah mantan bintang Juventus, Alessandro Del Piero, yang memuji sikap Mihajlovic dalam menghadapi vonis leukemia tersebut. ''Sinisa telah memberikan pesan yang luar biasa, penuh dengan keberanian dan kekuatan. Ini merupakan contoh terbaik. Sinisa, kami semua bertarung bersamamu,'' tulis Alessandro Del Piero di akun media sosialnya.

Bukan pertama

Mihajlovic sebenarnya bukanlan sosok mantan pesepakbola atau pemain sepak bola yang harus berjuang melawan kanker. Sebelumnya, ada nama Eric Abidal yang divonis menderita kanker hati pada 2011 kala masih berseragam Barcelona. Setelah menjalani berbagai proses pengobatan, Abidal akhirnya bisa sembuh dan terus bermain hingga gantung sepatu pada 2012. Saat ini, Abidal duduk di jajaran manajemen Barcelona.

Selain itu, ada pula nama gelandang Newcastle United, Jonas Gutierrez, yang menderita kanker testis pada 2013. Menjalani masa pemulihan selama satu tahun, gelandang serang asal Argentina itu akhirnya bisa sembuh total dan sempat memperkuat klub asal Argentina, Independiente.

 

Namun, cerita paling sukses keberhasilan seorang mantan pemain yang pulih dari kanker datang dari Stiliyan Petrov. Mantan gelandang dan kapten Aston Villa itu sempat divonis menderita leukemia pada 2012. Kondisi ini sempat memaksa mantan gelandang timnas Bulgaria itu gantung sepatu. Kendati begitu, setelah lebih dari setahun berjuang melawan kanker darah, Petrov akhirnya bisa kembali pulih.

Petrov pun kembali menggeluti dunia sepak bola dan mulai dipercaya berada di jajaran pelatih Aston Villa. Tidak hanya itu, selama menjalani proses penyembuhan penyakitnya, Petrov juga mendirikan yayasan Stiliyan Petrov Foundation, yang membantu para penderita leukemia untuk bisa bertahan dan pulih sepenuhnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement