REPUBLIKA.CO.ID, LUBUK ALUNG -- Wajah Syafrudin begitu jauh dari kesan ceria pagi itu, Ahad (14/7). Kelam di wajahnya seperti menggambarkan abu, bara, dan puing-puing sisa bangunan yang dilahap api pada Kamis (11/7). Saat itu, 142 kios di Pasar Lubuk Alung, hangus terbakar.
Lelaki 50 tahun itu merupakan pemilik tiga di antara kios yang terbakar. Sudah dua hari ia dan para pedagang lainnya mengais dan memilih sisa-sisa barang yang masih bisa bermanfaat di atas bekas toko mereka.
"Kalau besi kan masih bisa digunakan, namun gagangnya tidak bisa, tapi kalau tidak segera dikemasi nanti dicuri orang," kata Syafrudin sambil mengais celah puing dan bara.
Pasar yang berlokasi di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat itu mengalami kebakaran hebat pada Kamis (11/7), sekitar pukul 21.15 WIB. Sebanyak tiga toko senjata tajam milik Syafrudin ikut dilahap api.
Syafrudin mengaku belum bisa memastikan jumlah kerugian yang dialaminya akibat musibah tersebut. Ia mengaku akan membawa semua barang yang masih bisa dimanfaatkan itu ke rumahnya. Setelah semua dibersihkan, ia berencana akan menjualnya melalui lapak pedagang kaki lima di Pasar Lubuk Alung.
Beberapa hari terakhir, Syafrudin mengaku dibantu oleh pemasok besi ke tokonya untuk mengemasi sisa dagangannya yang berasal dari berbagai daerah di Sumbar. Saat ini, para pedagang menggunakan tempat di bagian lainnya yang tidak terbakar untuk berdagang.
Kepolisian Resor Padang Pariaman memperkirakan kerugian akibat kebakaran Pasar Lubuk Alung sekitar Rp 2 miliar. "Ada 142 kios dan los yang terbakar, jika dikalikan Rp 20 juta untuk satu kios, maka hasilnya lebih dari Rp 2 miliar," kata Kepala Polsek Lubuk Alung AKP Edi Karan, Jumat (12/7).
Versi lain menyatakan, ada 150 toko yang terbakar. Sementara itu, total jumlah kios di pasar itu 1.102 unit.
Pada Ahad (14/7) pagi, Pemerintah Provinsi Sumbar dan Kabupaten Padang Pariaman juga menyerahkan dana bantuan kepada Pasar Lubuk Alung. Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit menyerahkan bantuan dari Pemprov sebanyak Rp 200 juta.
Sementara itu, dari Pemkab Padang Pariaman Rp 100 juta yang diserahkan oleh Wakil Bupati Suhatri Bur. "Jadi, total Rp 300 juta dapat untuk penampungan sementara pedagang agar bisa kembali beraktivitas," kata Nasrul.
Nasrul menjelaskan, sampai saat ini tim forensik dari kepolisian masih menyelidiki penyebab kebakaran.
Sembari menantikan hal tersebut, Nasrul berharap para pengurus pasar dapat melakukan pemulihan supaya masyarkat dapat kembali berdagang.
Nasrul juga meminta Bank Nagari sebagai bank daerah menyediakan Kredit Usaha Rakyat dengan prosedur yang mudah untuk para korban. Dia berharap para pedagang bisa mendapatkan kembali permodalan untuk kembali berdagang. "Pasar Lubuk Alung adalah urat nadi perekonomian masyarakat di sini," ujar Nasrul. (febrian fachri/antara ed: ilham tirta)