Senin 15 Jul 2019 09:45 WIB

BMKG: Halmahera Selatan Masuk Wilayah Seismik Aktif-Kompleks

Gempa bumi magnitudo 7,2 mengguncang Halmahera Selatan pada Ahad (14/7).

Petugas BMKG memantau perkembangan gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 7,2 yang mengguncang wilayah Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, di kantor Stasiun Geofisika Kelas I Karang Panjang, Ambon, Maluku, Ahad (14/7/2019).
Foto: Antara/Izaac Mulyawan
Petugas BMKG memantau perkembangan gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 7,2 yang mengguncang wilayah Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, di kantor Stasiun Geofisika Kelas I Karang Panjang, Ambon, Maluku, Ahad (14/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengemukakan, kawasan Halmahera Selatan termasuk wilayah seismik aktif dan kompleks sehingga memang sering terjadi gempa. Pernyataan itu dikeluarkan menyusul gempa bumi magnitudo 7,2 yang mengguncang Halmahera Selatan pada Ahad (14/7).

"Aktif artinya kawasan Halmahera Selatan memang sering terjadi gempa yang tecermin dari peta seismisitas regional dengan klaster aktivitas gempanya cukup padat," kata Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Senin.

Baca Juga

Disebut kompleks, menurut dia, karena terdapat empat zona seismogenik sumber gempa utama di kawasan tersebut, yaitu Halmahera Thrust, Sesar Sorong-Sula, Sesar Sorong-Maluku, dan Sesar Sorong-Bacan. Ketiga sistem sesar yaitu Sesar Sorong-Sula, Sesar Sorong-Maluku, dan Sesar Sorong-Bacan merupakan percabangan atau splay dari Sesar Sorong yang melintas dari timur membelah bagian atas "kepala burung" di Papua Barat.

Di Pulau Batanta, ke arah barat Sesar Sorong mengalami percabangan. Pada percabangan yang paling utara, yaitu Sesar Sorong-Bacan, itulah yang selama ini menyimpan akumulasi medan tegangan kulit bumi yang akhirnya terpatahkan sebagai gempa berkekuatan magnitudo 7,2 pada Ahad (14/7) sore.

"Sesar Sorong-Bacan inilah pemicu gempa Halmahera Selatan," kata Daryono.

Dia mengatakan catatan sejarah gempa kuat dan merusak di Halmahera cukup banyak. Setidaknya di wilayah itu terjadi tujuh kali gempa kuat, yaitu gempa Pulau Raja pada 7 Oktober 1923 dengan magnitudo 7,4 dan intensitasVIII MMI.

Selain itu, gempa Bacan pada 16 April 1963 bermagnitudo 7,1 skala intensitas VIII MMI, gempa Pulau Damar pada 21 Januari 1985 magnitudo 6,9 intensitas VIII MMI, serta gempa Obi pada 8 Oktober 1994 magnitudo 6,8 intensitas VI-VII MMI.

Gempa Obi magnitudo 6,7 pada 13 Februari 1995 dengan intensitas VIII MMI dan gempa Labuha 20 Februari 2007 magnitudo 6,7 intensitasVII MMI. Gempa yang terbaru pada Ahad (14/7), pukul 16.10.51 WIB, berkekuatan magnitudo 7,2. Episenternya terletak pada koordinat 0,56 LS dan 128,06 BT pada kedalaman 10 km.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement