Senin 15 Jul 2019 10:20 WIB

Calon Kandidat Presiden AS Akui Punya Leluhur Pemilik Budak

Menurutnya, perbudakan yang dilakukan leluhurnya berdampak pada rasialisme saat ini.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Kandidat presiden AS dari Partai Demokrat Beto O'Rourke, 6 Juli 2019.
Foto: AP Photo/Gerald Herbert
Kandidat presiden AS dari Partai Demokrat Beto O'Rourke, 6 Juli 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon kandidat presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Beto O'Rouke, mengakui leluhurnya pemilik budak. O'Rouke mengatakan, baru-baru ini ia diberi dokumen yang menunjukkan ia dan istrinya Amy memiliki keluarga majikan budak.

Dalam unggahannya di situs blog Medium, mantan anggota Kongres dari Texas itu menulis leluhurnya memiliki dua orang budak. Para budak itu bernama Rose dan Eliza.

Baca Juga

"Bersama dengan daftar catatan properti lainnya adalah dua orang manusia, Rose dan Eliza," tulis O'Rouke, dikutip pada Senin (15/7).

Ayah kakek buyut dari ayahnya yang bernama Andrew Cowan Jasper memiliki budak itu pada 1850-an. Ayah kakek buyutnya dari ibunya Frederick Williams juga memiliki budak pada 1860-an.

"Dalam catatan juga menunjukkan Amy memiliki leluhur pemilik budak dan leluhurnya yang lain anggota Pasukan Konfederasi," ujar O'Rouke.

O'Rouke mengatakan, isu perbudakan ini sudah dipikirkan dan dibicarakan dalam rapat di balai kota. Warisan perbudakan di AS, kata O'Rouke, kini lebih bersifat pribadi baginya.

Ia menulis perbudakan itu tidak hanya menguntungkan Andrew Jasper dan Frederick Williams, tapi juga keturunan Jasper dan Williams. Mereka dapat membangun kekayaan darii punggung dan keringat orang lain. Kekayaan itu lalu diturunkan ke anak-cucunya.

"Dalam beberapa cara, dalam beberapa bentuk, keuntungan itu diturunkan ke saya dan anak-anak saya," kata O'Rouke.

Perbudakan yang dilakukan leluhurnya, kata O'Rouke, telah membuang kebebasan, kemampuan mengumpulkan kekayaan dan hak sipil budak mereka. O'Rouke mengatakan, perbudakan itu memiliki dampak jangka panjang bagi keturunannya.

Dalam unggahannya tersebut, O'Rouke membahas tentang dampak jangka panjang, seperti rasialisme yang sampai kini dirasakan warga Afrika-Amerika. O'Rouke mengakui ia mendapatkan manfaat dari sistem yang dibuat leluhurnya, membuatnya semakin merasa segera bertindak untuk mengubah situasi tersebut.

"Sebagai manusia, sebagai kandidat untuk jabatan presiden, saya akan lakukan semua yang saya bisa untuk menjalankan kewajiban," katanya.

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement