REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK SELATAN -- Puluhan hektare sawah di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, gagal panen karena tanaman padi mereka diserang hama tikus dan wereng. Hama padi menyebabkan bulir tidak terisi.
Salah seorang petani di Kecamatan Sangir, Sawal (48) mengatakan tanaman padi miliknya diserang hama wereng. Biasanya hasil panen padinya mencapai 216 kaleng atau 54 karung, tetapi sekarang hanya 27 karung atau 108 kaleng.
"Belasan hektare sawah di daerah ini hampir separohnya gagal panen. Padi banyak yang tidak berisi, bahkan ada satu piring sawah yang tidak dipanen karena semuanya gagal," ujarnya di Padang Aro, Senin (15/7).
Dia mengatakan banyaknya padi yang tidak berisi kemungkinan karena hama wereng atau sejenis penyakit padi lainnya. "Bukan hanya saya petani lainnya juga mengalami kejadian yang sama," katanya.
Petani lainnya di Lubuk Gadang Timur, Kecamatan Sangir Idel (26) mengatakan hasil panen padi miliknya juga berkurang karena padi tidak berisi yang berimbas berkuragnya hasil panen dan membuat petani merugi. Saat ini, katanya, petani di Lubuk Gadang Timur sudah mulai lagi mengolah sawah dan berharap panen berikutnya bisa normal.
Sementara di Nagari Lubuak Malako, Kecamatan Sangir Jujuan, Isep (42) mengatakan di daerahnya tanaman padi diserang hama tikus. Bahkan, ada di beberapa titik areal persawahan tidak ada yang bisa dipanen.
"Sudah dua kali masa panen selalu gagal akibat serangan hama tikus, dan pihak pemerintah daerah sudah turun namun belum mampu mengatasinya," ujarnya.
Padi di lahan miliknya biasanya bisa menghasilkan sampai 80 kaleng. Akan tetapi, sudah dua kali panen untuk kebutuhan keluarga pun tidak mencukupi.
"Ada juga petani yang sampai menangis melihat sawah mereka habis diserang hama tikus," katanya.
Dia menyebutkan untuk kawasan Lubuk Malako masih untung petani punya usaha lainnya seperti perkebunan karet dan sawit. Sehingga, saat padi gagal panen, petani masih bisa berharap dari hasil perkebunan.
Kepala Dinas Pertanian Solok Selatan Tri Handoyo Gunardi mengatakan pihaknya sudah turun ke Nagari Lubuk Malako untuk mengatasi hama tikus. "Kami sudah melakukam tindakan di Lubuk Malako dan membantu petani membasmi hama tikus," ujarnya.
Dia mengatakan di Lubuak Malako belum ada petani yang mengasuransikan lahan pertanian. Sehingga, saat ada kejadian seperti ini mereka rugi besar.
"Kalau ikut asuransi pertanian kan kerugian seperti ini bisa di ajukan klaim sehingga kerugian petani tidak terlalu besar," katanya.