Senin 15 Jul 2019 15:32 WIB

JK Akui Anggaran TNI-Polri Belum Sebesar Negara Lain

JK menilai kekuatan militer kuat hubungannya dengan perekonomian.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memberikan pembekalan kepada calon perwira remaja Akademi TNI dan Polri di Gedung Olahaga Ahmad Yani, Markas Besar TNI, di Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (15/7).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memberikan pembekalan kepada calon perwira remaja Akademi TNI dan Polri di Gedung Olahaga Ahmad Yani, Markas Besar TNI, di Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (15/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui besaran anggaran negara untuk TNI dan Kepolisian masih lebih rendah dibandingkan negara lain. Namun, menurut JK anggaran untuk kedua institusi itu saat ini sudah mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya.

Hal itu disampaikan JK saat menjawab pertanyaan calon perwira remaja (capaja) dalam pembekalan kepada calon perwira remaja Akademi TNI dan Polri di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (15/7). Saat itu, salah satu capaja meminta tanggapan JK mengenai Pemerintah yang belum memberikan anggaran terbesar untuk kekuatan militer Indonesia.

Baca Juga

"Memang sekarang ini anggaran TNI dan kepolisian itu belum sebesar negara lain. Tapi tiap tahun ada kemajuan," ujar JK di Markas Besar TNI, di Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (15/7).

JK mengatakan, anggaran untuk TNI dan Polri saat ini masih menyesuaikan kemampuan Anggaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Pemerintah. Saat ini, menurut JK anggaran untuk TNI kurang lebih Rp107 Triliun dan Polri sekitar Rp95 Triliun pada 2018.

"Walaupun tergantung kepada kemampuan anggaran kita. TNI-Polri kurang lebih Rp 200 triliun. Kalau TNI saja hanya 100 (trilliun) lebih " kata JK.

JK juga memahami hubungan antara kekuatan militer dengan majunya perekonomian negara. JK menilai, kemampuan militer yang kuat dapat memajukan ekonomi. Namun demikian, kekuatan militer yang kuat juga terjadi jika perekonomian negara kuat.

"Jadi keduanya saling ketergantungan. Tak mungkin kita punya tentara yang kuat tanpa kemampuan ekonomi yang membiayainya," kata JK.

Karenanya, pada kesempatan itu JK meminta para calon perwira remaja untuk terus meningkatkan kualitas militer dan kepolisian. Sebab, ia menilai pengembangan militer dan kepolisian juga tidak hanya tergantung pada anggaran, tetapi juga tergantung pada para sumber daya manusia (SDM) TNI dan Polri.

"Tentu saja itu minimum untuk pengembangan militer yang kuat. Tapi sangat tergantung pada kemampuan kita menjaga dan meningkatkan kualitas kita.  Karena itulah keduanya harus kita majukan," kata JK.

Ia pun mencontohkan Cina yang pada 20-30 tahun lalu belum memiliki armada yang kuat, namun berkembang pada sekarang ini. "Lihat Cina, 20-30 tahun militer Cina hanya tentaranya yang banyak. Tapi persenjataan tak memadai. Tapi sekarang dengan ekonomi maju, maka tentara yang banyak dilengkapi peralatan yang menggetarkan Amerika juga. Itu hubungan tentara dan ekonomi suatu bangsa," kata JK.

Hari ini JK memberi pembekalan kepada ratusan perwira remaja yang akan segera dilantik oleh Presiden Joko Widodo. Pembekalan diikuti oleh 781 perwira, terdiri dari  259 TNI Angkatan Darat dengan komposisi 244 putra dan 15 putri sementara perwira Angkatan Laut berjumlah 117 orang yang terdiri dari 103 putra 14 putri. Berikutnya 99 perwira Angkatan Udara dengan 9 putri dan 90 putra kemudian 306 perwira polri  dengan komposisi 256 putra dan 50 putri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement