REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Pemerintah Kabupaten Karawang, berupaya meringankan beban warga yang terdampak kekeringan. Sebab, sudah dua bulan terakhir ini, sejumlah wilayah di daerah dengan sebutan Kota Pangkal Perjuangan ini, mengalami krisis air bersih. Sampai saat ini, BPBD setempat telah mendistribusikan 85 ribu liter air bersih ke wilayah kekeringan.
Sekertaris BPBD Kabupaten Karawang, Supriyatna, mengatakan, ada dua kecamatan yang paling parah terdampak kekeringan yaitu, Kecamatan Tegalwaru dan Pangkalan. Untuk dua wilayah itu, instansi ini telah mendistribusikan air bersih sebanyak 17 termin atau setara dengan 85 ribu liter.
"Saat ini, kita juga sedang meninjau wilayah lain yang mengalami krisis air bersih. Yaitu, Kecamatan Ciampel. Warga Ciampel, sudah memohonkan air bersih," ujar Supriyatna, Selasa (16/7).
Menurutnya, hampir setiap hari instansinya menerima laporan warga, yang meminta pengiriman air bersih. Seperti, dari warga Desa Kertasari dan Mulangsari di Kecamatan Pangkalan. Warga di sana, sudah dua bulan terakhir ini kesulitan mendapatkan akses air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Di dua desa itu, sekitar seribuan warga terdampak kekeringan. Guna membantu warga dalam mengakses air bersih, BPBD bersama PDAM Karawang hari ini telah menyalurkan air bersih dua tangki.
Sementara itu, Narsih (32 tahun) warga Desa Kertasari, Kecamatan Pangkalan, mengatakan, desanya merupakan wilayah terdampak musim kemarau yang cukup parah. Warga setempat, sudah semakin sulit untuk bisa mengakses air bersih di lingkungan mereka.
"Untuk bisa mendapatkan air bersih bagi kebutuhan sehari-hari, warga harus mengambil air yang jaraknya cukup jauh dari lokasi rumah mereka. Sekitar lima kilometer menuju Sungai Cibeet," ujar Narsih.
Air Sungai Cibeet ini, hanya bisa untuk memenuhi mandi dan mencuci pakaian warga. Sedangkan untuk air minum, warga terpaksa membeli air galon seharga Rp 13 ribu per galon.