REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Banyak yang bertanya, mengapa Hebron menjadi wilayah produksi dan perdagangan barang pecah belah berbahan kaca? Ada tiga faktor yang melatarbelakangi hal itu, yakni geologis, geografis, dan agama.
Alam Hebron kaya dengan pasir yang sangat cocok untuk pembuatan kaca. Sedangkan, Laut Mati yang berjarak hanya 25 kilo meter dari kota ini, dikenal sebagai perairan yang punya kandungan abu soda (natrium karbonat, Na2CO3) tinggi. Patut dicatat, abu soda sangat penting untuk pembuatan kaca serta tanah liat untuk membuat tungku.
Selain itu, dari sisi agama, kota ini dianggap sebagai kota yang agung, bahkan suci. Hebron juga terletak pada rute ziarah yang menghubungkan Yerusalem dengan Makkah.
Hebron juga berada di persimpangan, yakni ke selatan ke Arab, ke timur ke Yordania, ke barat ke Laut Mediterania, dan ke utara ke Damaskus. Hal-hal itulah yang membuat Hebron tidak sulit untuk berkembang men jadi pusat perdagangan.
Para wisatawan yang melancong ke Heb ron hampir pasti akan melewati pasar, tempat para pedagang dan pengrajin kaca Hebron berkumpul menjual dagangan mereka. Sudah barang pasti, para pelancong tak akan melewatkan kesempatan ini untuk membeli pernak-pernik dari kaca sebagai buah tangan. Tak sekadar buah tangan, ragam pernik kaca itu juga menyiratkan sejarah panjang perkembangan peradaban kota tua ini.