REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay setuju dengan pesan Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais yang menerima rekonsiliasi selama tidak bagi-bagi 'kursi'.
Saleh menilai pernyataan rekonsiliasi Amien Rais tersebut, demi kepentingan masyarakat luas. Perbedaan pilihan politik tidak seharusnya membelah rakyat kepada dua ekstrem yang berhadapan secara diametral.
Saleh yakin dengan pesan rekonsiliasi Amien Rais itu saatnya semuanya bersatu kembali. Bersatu dan bergandengan tangan untuk membangun bangsa sesuai dengan kapasitas dan peran yang dimiliki.
“Rekonsiliasi pada dasarnya dimaksudkan untuk menjaga ketertiban dan keamanan di masyarakat. Dengan begitu, sangatlah tepat jika pak Amien menyetujui hal itu. Namun, rekonsiliasi tidak boleh diarahkan pada upaya bagi-bagi 'kursi'," katanya kepada wartawan, Selasa (16/7).
Menurut Saleh Daulay, masyarakat memperhatikan betul soal aspirasi tidak bagi-bagi 'kursi' ini. Terutama, kata dia ketika keinginan itu muncul dari partai di luar koalisi Jokowi-Maruf Amin.
"Isunya telah menjadi perbincangan serius di media sosial. Ternyata, banyak yang menilai rekonsiliasi bagi-bagi kursi sangat tidak baik. Bisa melukai perasaan pendukung. Mereka telah mendukung dengan ikhlas, baik materil maupun immateril," tambah Saleh.
Sebelumnya Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais akhirnya sepakat soal pertemuan rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo di MRT pada Sabtu (13/7) lalu. Pada pertemuan kedua tokoh itu, menurutnya, ada upaya untuk merajut kembali persatuan.
Akan tetapi, Amien Rais menegaskan jangan sampai rekonsiliasi tersebut hanya dimaknai sebatas bagi-bagi-bagi kursi. "Buat saya rekonsiliasi itu sangat lucu kalau dalam wujud bagi-bagi kursi," ujar Amien, Senin (15/7) kemarin.
Dalam hal ini Amien Rais tetap berharap PAN sebagai partai oposisi. Menurutnya peran oposisi merupakan hal yang penting sebagai checks and balances, dalam keberlangsungan demokrasi yang sehat.