REPUBLIKA.CO.ID, CIWIDEY -- Objek wisata pemandian air panas di Rancabali, Bandung Selatan yaitu Cimanggu dan Ciwalini terkena dampak musim kemarau yang tengah berlangsung saat ini. Debit air yang mengalir ke kolam mengalami penurunan, sehingga kolam tidak terisi penuh dengan air panas yang berasal dari Gunung Patuha.
Pengelola objek Pemandian Air Panas Cimanggu, Sulaeman Aji, mengungkapkan akibat penurunan debit air, tingkat kunjungan wisatawan yang hendak berendam mengalami penurunan sekitar 60 persen. Kondisi tersebut menyebabkan kendala bagi objek wisata.
"Rata-rata sekarang satu hari 350 orang, ada penurunan. Ada juga wisatawan yang datang terus tahu airnya lagi kurang memilih kembali lagi," ujarnya, Selasa (16/7).
Penyebab debit air menjadi menurun, menurutnya disebabkan faktor siklus beberapa tahunan. Sebab pada 2009 pernah terjadi hal yang serupa. Selain itu, faktor musim kemarau menjadi salah satu faktor yang turun mempengaruhi.
Rata-rata pengunjung yang datang ke Cimanggu, ia mengatakan adalah wisatawan yang loyal berasal dari Bandung Raya, Cianjur dan tempat lainnya. Meski begitu, penurunan tersebut tidak terlalu berdampak kepada target yang diharapkan perusahaan.
Sementara itu, Kepala unit objek wisata Pemandian Air Panas Ciwalini, Ade Yuyun Rahayu, mengatakan meski debit air panas mengalami penurunan. Namun, jumlah pengunjung yang datang mencapai target. Terlebih dua pekan kemarin merupakan masa liburan sekolah.
"Liburan kemarin sampai 18 ribu pengunjung. Ada dari Serang, Purwakarta dan di Bandung Raya. Pengunjung senang berendam dan main juga selfie di kebun teh," katanya.
Menurutnya, terdapat kenaikan pengunjung di bulan Juli dibandingkan Juli pada 2018 lalu. Ia mengatakan kebanyakan pengunjung yang datang merupakan pelanggan tetap objek wisata Ciwalini.
"Pengunjung saat liburan banyak ke wahana terapi ikan dan kamar berendam keluarga. Penginapan juga selalu padat," katanya.