REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Bidang Politik Walhi, Khalisah Khalid menyayangkan pernyataan Jokowi yang akan "menghajar" penghambat investasi. Menurutnya, pernyataan Jokowi akan membahayakan upaya pelestarian lingkungan.
Sebab, upaya pelestarian lingkungan sering bertentangan dengan kepentingan investasi. "Yang dianggap penghambat investasi atau pembangunan itu kan masyarakat yang memperjuangkan hak atas lingkungan hidup dan sumber-sumber penghidupannya seperti masyarakat adat, petani, nelayan," ujarnya, Selasa (16/7).
Khalisah juga menyoroti pemilihan diksi dalam pidato tersebut. Menurutnya, diksi "hajar" yang dipilih presiden mendorong adanya tindakan yang lebih keras dari aparat pemerintahan.
Selain itu, Khalisah berpandangan, "Visi Indonesia" yang disampaikan bertentangan dengan Nawa Cita. Jika Nawa Cita berencana melakukan pembangunan dari desa dan pinggiran maka Visi Indonesia justru fokus pada investasi dan pertumbuhan ekonomi.
"Padahal kantong-kantong suara Jokowi ada di pedesaan, jangan salah," ucapnya.
Sebelumnya, Presiden terpilih Joko Widodo menyampaikan pidato pertamanya tentang "Visi Indonesia", Ahad (14/7). Dalam pidato tersebut Jokowi berencana mengundang investasi sebesar-besarnya. Tujuannya adalah untuk membuka apangan kerja seluas-luasnya.
"Oleh sebab itu, yang menghambat investasi semuanya harus dipangkas. Baik itu perizinan yang lambat, yang berbelit-belit, apalagi yang ada punglinya. Hati-hati, kedepan saya pastikan akan saya kejar, akan saya kontrol, akan saya cek, dan akan saya hajar kalau diperlukan," kata Jokowi.
Infografis Lima Visi atau Janji Jokowi.