Rabu 17 Jul 2019 12:30 WIB

Kubo, Abe, dan Strategi Jepang Menguasai Sepak Bola Dunia

Jepang berharap dapat membangun tim yang memenangkan Piala Dunia pada 2050.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Hiroki Abe (kiri)
Foto: EPA-EFE/Abedin Taherkenareh
Hiroki Abe (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Bursa transfer musim panas kali ini menjadi berkah tersendiri bagi Jepang. Bagaimana tidak, dua pemain muda Jepang direkrut oleh dua klub paling masyhur di dunia.

Barcelona mendatangkan Hiroki Abe dari Kashima Antlers, salah satu talenta muda Jepang paling bersinar. Pemain berusia 20 tahun tersebut pindah tidak lama setelah Real Madrid mendatangkan pemain berbakat Jepang lainnya, Takefusa Kubo. Pemain berusia 18 tahun itu bahkan disebut-sebut sebagai Messi-nya Jepang. Meski ia belajar sepak bola di akademi Barcelona La Masia, sebelum akhirnya kembali ke Jepang.

Dua pembelian pemain ini membuktikan bahwa sepak bola Jepang sedang naik daun. Khususnya setelah ada banyak pemain Jepang yang bermain di lima liga top Eropa. Munculnya pemain-pemain berbakat ini bukan terjadi begitu saja. Semua ini merupakan strategi Asosiasi Sepak Bola Jepang yang ditetapkan pada akhir tahun 1990-an.

Dengan strategi itu, Jepang berharap dapat membangun tim yang memenangkan Piala Dunia pada 2050. Strategi itu juga menyangkut menciptakan liga domestik yang cukup bagus untuk bersaing dengan Liga Eropa pada 2030. Setiap klub yang berpartisipasi di J1 League, berkewajiban mengembangkan akademi sendiri dan minimal punya dua tim remaja.