REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan akan merespons tindakan Inggris yang telah menahan kapal tanker milik negaranya. Dia menilai hal itu sebagai sebuah pembajakan.
“Inggris melakukan pembajakan dan mencuri kapal kami serta memberikannya penampilan yang legal. Iran dan mereka yang percaya pada sistem kami tidak akan membiarkan perbuatan jahat seperti itu tak terjawab,” kata Khamenei pada Selasa (16/7).
Kapal Grace 1 ditahan Marinir Kerajaan Inggris pada 4 Juli lalu. Kapal itu ditangkap saat sedang melintasi Selat Gibraltar. Grace 1 ditahan karena diduga hendak mengirim pasokan minyak ke Suriah yang sedang dikenai sanksi oleh Uni Eropa. Namun, Teheran telah membantah klaim tersebut.
Iran pun mengecam tindakan Inggris. Ia mengatakan Grace 1 ditangkap di perairan internasional. Oleh sebab itu Inggris tak memiliki dasar hukum untuk melakukan penahanan.
Saat ini, Grace 1 masih ditahan oleh otoritas Gibraltar. Kapal itu rencananya dibebaskan pada pekan depan.
Pekan lalu, Tiga kapal milik Garda Revolusi Iran dilaporkan berupaya mencegat kapal tanker Inggris di Selat Hormuz. Kapal tanker yang menjadi target Iran bernama British Heritage. Ia dioperasikan BP, perusahaan minyak multinasional Inggris yang bermarkas di London.
Saat melintasi Selat Hormuz pada Kamis pagi, British Heritage didekati tiga kapal Iran yang diduga hendak mencegat dan menahan kapal tersebut. Namun ketiga kapal itu segera berbalik saat kapal angkatan laut Inggris HMS Montrose menghampiri British Heritage.
HMS Montrose saat ini memang sedang melaksanakan misi tiga tahun di fasilitas pendukung angkatan laut Inggris di Bahrain, yakni pusat operasi mereka di sebelah timur Terusan Suez.
"HMS Montrose terpaksa memposisikan dirinya di antara kapal-kapal Iran dan British Heritage dan mengeluarkan pernyataan lisan kepada kapal-kapal Iran yang kemudian berbalik," kata sebuah pernyataan yang dirilis Pemerintah Inggris.
Inggris menyayangkan adanya aksi tersebut. "Kami prihatin dengan tindakan ini dan terus mendesak Pemerintah Iran untuk melakukan deeskalasi di kawasan itu," ucapnya.
BP mengucapkan terima kasih atas kesigapan angkatan laut Inggris. "Prioritas utama perusahaan adalah keselamatan dan keamanan awak serta kapal kami," katanya dalam sebuah pernyataan. BP menolak mengomentari lebih jauh soal peristiwa itu.