REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Planetarium dan Observatorium Jakarta menyediakan sebanyak 13 teleskop untuk masyarakat yang ingin melakukan peneropongan gerhana bulan sebagian di lokasi tersebut.
"Kami sediakan 13 teleskop. Masyarakat bisa meneropong secara langsung," kata Kepala Satuan Pelaksana Teknik Pertunjukan dan Publikasi Planetarium dan Observatorium Jakarta, Eko Wahyu Wibowo, di Jakarta, Selasa (16/7) malam.
Pengunjung yang datang harus bergantian menggunakan teleskop untuk melihat gerhana bulan, plus planet-planet lain, seperti Jupiter dan Saturnus.
Di setiap teleskop, disediakan satu mentor yang akan memandu para pengunjung dalam meneropong bulan dan planet lain, mengingat posisinya yang selalu berubah. Eko menjelaskan para mentor yang berasal dari anggota Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ) itu bertugas memberikan edukasi kepada masyarakat.
"Di samping memandu, mentor ini memberi edukasi dan pencerahan. Misalnya, Saturnus kenapa ada cincinnya? Planet Jupiter gimana, dan sebagainya," katanya.
Planetarium dan Observatorium Jakarta mempersilakan masyarakat yang ingin melakukan peneropongan gerhana bulan secara langsung. Peneropongan gerhana bulan sebagian secara langsung dimulai pukul 21.00 WIB hingga 06.00 WIB yang berlangsung gratis dan terbuka untuk umum. Awal gerhana bulan sebagian diperkirakan dimulai pukul 01.43 WIB.
Selain pengamatan terhadap gerhana bulan sebagian, Jupiter, dan Saturnus, Planetarium dan Observatorium Jakarta juga menggelar diskusi tentang gerhana bulan.
Eko menambahkan masyarakat dapat mengikuti secara langsung proses gerhana bulan sebagian melalui live streaming (siaran langsung) dari Plaza Teater Planetarium dan Observatorium Jakarta, Cikini, Jakarta Pusat, dini hari nanti.