Seorang karyawan Google yang pernah memimpin aksi protes terkait etika artificial intelligence (AI) perusahaan saat melayani AI untuk kepentingan militer telah resign.
Adalah Meredith Whittaker, eks Manajer Program di Google, yang juga pendiri Open Research Group di Google dan salah satu pendiri AI Now Institute yang berafiliasi dengan NYU yang fokus pada etika kecerdasan buatan.
Whittaker adalah sosok vokal yang menyuarakan perubahan di Google. Ketika terungkap bahwa perusahaan sedang membangun alat AI untuk drone militer, ia menentang pekerjaan itu. Karyawan Google lainnya pun memuji kepemimpinan etisnya. Ia juga mengkritik keputusan perusahaan mempekerjakan Presiden Heritage Foundation Kay Cole James sebagai anggota dewan etika AI eksternal.
Baca Juga: Trik Amazon Hingga Bisa Depak Apple dan Google
Bersama karyawan Google lainnya, Claire Stapleton, Whittaker juga memimpin gerakan protes Google Walkout for Change tahun 2018 lalu di mana 20.000 karyawan berpartisipasi dalam mogok massal untuk memprotes penanganan perusahaan atas tuduhan pelecehan seksual.
Di setiap aksi protes yang melibatkan Whittaker, menyebabkan perubahan di perusahaan. Menanggapi kritik terhadap pekerjaannya dengan Pentagon, Google berjanji untuk tidak mengembangkan senjata AI. Lalu Google juga mengakhiri praktik arbitrase paksa untuk pelecehan seksual dan kasus-kasus kekerasan, yang mengharuskan karyawan untuk melepaskan hak hukum mereka.
Setelah protes tersebut, Whittaker dan Stapleton mengakui mereka menghadapi pembalasan internal atas tindakan mereka. Whittaker mengatakan dia diberi tahu pekerjaannya akan diubah secara dramatis dan diberitahu bahwa ia harus menghentikan pekerjaannya di AI Now Institute.
Stapleton kemudian menulis status di Twitter bahwa dia telah dicap lewat semacam surat merah yang membuatnya sulit untuk melakukan pekerjaannya dan meninggalkan perusahaan awal tahun ini.
"Jika saya bertahan, saya tidak hanya khawatir bahwa akan ada lebih banyak cambukan, pengucilan, dan tekanan terhadap publik," tulisnya lewat cuitan di Twitter.
Menanggapi kepergian Stapleton, Whittaker April lalu menge-tweet bahwa pembalasan Google bukan soal dirinya ataupun Claire Stapleton melainkan soal membungkam perbedaan pendapat & membuat karyawan takut untuk berbicara jujur tentang teknologi & kekuasaan.