REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Bursa transfer musim panas menjadi berkah tersendiri bagi Jepang. Bagaimana tidak, dua pemain muda mereka direkrut oleh dua klub paling mahsyur di dunia.
Barcelona mendatangkan Hiroki Abe dari Kashima Antlers, salah satu talenta muda terbaik Jepang paling. Pemain berusia 20 tahun tersebut pindah tidak lama setelah Real Madrid mendatangkan pemain berbakat Jepang lainnya, Takefusa Kubo.
Kubo bahkan disebut-sebut sebagai Lionel Messi-nya Jepang. Meski ia belajar sepak bola di akademi Barcelona, La Masia, ia justru berseragam Real Madrid. Kubo dikabarkan bakal masuk ke skuat Madrid Castilla sebelum bergabung dengan tim senior, tentunya dengan pertimbangan pelatih.
Kubo adalah salah satu bakat muda yang paling besinar di Negeri Matahari terbit saat ini. Pesepak bola berusia 18 tahun itu sudah membuat para pemantau sepak bola dunia jatuh cinta dengan aksi olah bolanya di atas lapangan.
Mengawali kiprah sepak bola sejak usia tujuh tahun, Kubo bergabung dengan tim lokal dari kota kelahirannya, FC Persimmon. Berkat aksinya, Kubo pun diikat klub besar La Liga, Barcelona, pada Agustus 2011 lalu.
Memperkuat Barca Alvein C (U-11), berbagai prestasi ia sabet, yakni menyandang status sebagai pencetak gol terbanyak di liga dengan 74 gol dalam 30 partai. Di musim berikutnya, ia menjadi MVP pada Turnamen Piala Mediterania U-12 sekaligus membantu tim menjuarai Piala Katalunya.
Karier ciamiknya terpaksa terhenti setelah klub dinyatakan melanggar kebijakan transfer internasional Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) untuk anak di bawah umur 18 tahun. Kubo pun harus angkat koper dari Katalan dan kembali ke Jepang.
Pemain kelahiran Kawasaki, Jepang, ini akhirnya bergabung dengan klub ibu kota, FC Tokyo. Ia dipromosikan ke tim utama pada September 2016 ketika berusia 15 tahun. Bersama FC Tokyo, kariernya mulai berkembang dan menjadi pemain termuda yang mencetak gol untuk kompetisi tertinggi J-League.
Berkat kehebatannya, ia dipanggil masuk tim nasional (timnas) Jepang U-15, lalu U-20 untuk melakoni Piala Dunia U-20 2017 lalu. Tidak mengherankan jika klub sekaliber Real Madrid meliriknya.
Pembelian Abe dan Kubo membuktikan bahwa sepak bola Jepang sedang naik daun. Khususnya setelah ada banyak pemain Jepang yang bermain di lima liga top Eropa. Munculnya pemain-pemain berbakat ini bukan ujuk-ujuk terjadi. Semua ini merupakan strategi Asosiasi Sepak Bola Jepang yang ditetapkan pada akhir tahun 1990-an.
Dengan strategi itu, Jepang berharap dapat membangun tim yang memenangkan Piala Dunia pada 2050. Strategi itu juga menyangkut menciptakan liga domestik yang cukup bagus untuk bersaing dengan Liga Eropa pada 2030. Setiap klub yang berpartisipasi di J1 League berkewajiban mengembangkan akademi sendiri dan minimal punya dua tim remaja.
Hiroki Abe (kanan).
Sebagai tambahan, harus ada paling tidak dua pemain dari akademi mereka yang masuk dalam starting line-up dan paling tidak satu pemain yang berada di usia di bawah 21 tahun. ''Kami punya tujuan jangka panjang untuk menjadi liga terbesar keempat di dunia pada 2030,'' ucap Presiden J1 League, dikutip dari Marca, Selasa (16/7).
Proyek mereka dimulai dengan membayar dividen kepada 14 pemain Jepang yang bermain di lima liga top Eropa. Bundesliga punya empat pemain Jepang. La Liga Spanyol, Liga Primer Inggris dan Liga Prancis masing-masing punya satu pemain Jepang saat ini. Bundesliga bahkan telah membawa 31 pemain Jepang selama beberapa tahun terakhir.
Di La Liga Spanyol, Shoji Jo adalah pemain Jepang pertama yang bermain di Spanyol saat ia membela Real Valladolid. Sejak saat itu, sembilan pemain Jepang bermain di beberapa tim Spanyol. Hasilnya, Jepang lolos ke fase gugur dalam Piala Dunia enam kali beruntun pada 2018, sebelum akhirnya mereka kalah oleh Belgia. n eko supriyadi ed: citra listya rini