Rabu 17 Jul 2019 11:58 WIB

Petani Imbau Pemerintah Siapkan Cold Storage Cabai

Faktor kemarau cukup mempengaruhi produksi cabai.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Warga memanen cabai rawit di persawahan desa Ketitang, Jumo, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (16/7/2019).
Foto: Antara/Anis Efizudin
Warga memanen cabai rawit di persawahan desa Ketitang, Jumo, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (16/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Datangnya musim kemarau dinilai petani harus diantisipasi pemerintah sejak dini, salah satunya menyiapkan kapasitas cold storage atau lemari pendingin yang cukup. Serikat Petani Indonesia menilai, saat ini kapasitas cold storage untuk menampung hasil pertanian masih minim.

Ketua Serikat Petani Indonesia Henry Saragih mengatakan, minimnya kapasitas cold storage menjadikan stabilitas harga di tingkat petani dan konsumen jomplang. Di saat produksi melimpah, harga cabai petani anjlok dan di kala produksi minim seperti sekarang, konsumen justru terimbas dampaknya dengan harga yang terus merangkak naik di pasar.

Baca Juga

“Kalau cold storage ada, harga aman-aman saja. Kalau lagi panen, harga di petani aman karena akan ditampung di cold storage. Sedangkan kalau produksi minim, konsumen aman, karena stoknya disimpan dengan baik,” kata Henry saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (17/7).

Menurut dia, faktor kemarau cukup mempengaruhi produksi cabai. Meski tanaman cabai tidak terlalu membutuhkan suplai air yang banyak, kata dia, ketersediaan air menjadi salah satu yang utama dalam mendukung produktivitas tanaman tersebut.

Kondisi produksi juga diperparah dengan masa tanam cabai yang telah berlangsung dan panennya belum tiba. Sehingga, suplai cabai petani ke seluruh pasar di Pulau Jawa dipastikan dalam kondisi kritis, alias hampir habis. Untuk itu ke depan, Henry meminta kepada pemerintah untuk menerapkan pengelolaan stok dengan menimbang skala musim.

Jika berkaca dari sistem pertanian di negara dengan tingkat musim yang cukup banyak semisal Eropa, kata Henry, produksi komoditas pertanian dilakukan dalam musim-musim tertentu dalam satu kali tanam. Namun begitu, pengelolaan stok dengan ketersediaan cold storage dan rantai pasok yang pendek membuat stabilitas harga dan pasokan hasil pertanian terus terjaga.

“Makanya mereka (Eropa) bisa makan anggur setiap hari, meski panennya cuma setahun sekali. Itu karena stock management mereka bagus,” kata dia.

Berdasarkan riset Supply Chain Indonesia pada 2017, kebutuhan cold storage Indonesia sebesar 1,7 juta ton. Dari jumlah tersebut, kapasitas cold storage yang tersedia baru sekitar 200 ribu ton. Sehingga, penambahan kapasitas cold storage di Indonesia dinilai perlu ditambahkan pemerintah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement