Rabu 17 Jul 2019 15:10 WIB

JK: Pengeras Suara Jadi Kelemahan Masjid di Indonesia

Kualitas pengeras suara masih menjadi kelemahan di sejumlah masjid Indonesia.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Petugas memperbaiki pengeras suara masjid di Masjid Al Hidayah, Tebet, Jakarta, Selasa (4/9).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas memperbaiki pengeras suara masjid di Masjid Al Hidayah, Tebet, Jakarta, Selasa (4/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga ketua umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) kembali menyinggung kualitas audio pengeras suara (sound system) di sejumlah masjid Indonesia. JK dalam beberapa kali pidatonya, menyebut kualitas pengeras suara masih menjadi kelemahan di sejumlah masjid Indonesia.

Karena itu, JK pun menekankan perlunya perbaikan sound system masjid saat hadir membuka acara halalbihalal DMI sekaligus seminar sehari di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (17/7).

"Tentu dalam rangka meningkatkan ibadah itu, maka banyak hal yang kita lakukan. salah satunya yang menjadi program awal kita, bahwa kita tahu semua, salah satu kelemahan masjid ialah sound system-nya itu bergaung-gaung karena salah pasang," ujar JK.

Menurut dia, meskipun DMI sudah mengoperasikan 120 mobil keliling dengan 500 teknisi untuk memantau pengeras suara masjid yang perlu diperbaiki, tetapi masih sedikit yang dijangkau. Ia mengatakan, dalam lima tahun berjalan, maksimum baru 10 persen masjid yang dapat diperbaiki. Sementara, JK mengungkapkan ada 800 ribu masjid di Indonesia.

"Karena itu kita akan tambah lagi 100 mobil operasi agar bisa mencapai 50 persen dalam waktu lima tahun yang akan datang lagi," kata JK.

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) itu mengungkap, alasan pentingnya perbaikan sound system masjid. Ini karena hampir 80 persen kegiatan di masjid adalah mendengarkan, sementara 20 persen sisanya adalah ibadah.

"Karena 80 persen waktu di masjid itu mendengarkan, coba aja bapak hitung kalau jumatan, hanya 20 persen shalatnya, begitu sound system salah maka 80 persen itu hilang, salah itu. Karena itulah maka kita perbaiki semuanya," kata JK.

Hari ini, JK membuka acara ) ke-47 Dewan Masjid Indinesia (DMI, sekaligus Halal Bihalal dan Seminar Sehari "Islam Rahmatan Lil Alamin Sebagai Modal Utama Membangun Bangsa" sekaligus launching program Pendidikan Khatib dan Dai Nasional Berkelanjutan di Ballroom Hotel Sahid Jaya Jakarta, Rabu (17/7). Hadir dalam acara tersebut, Ketua Dewan Pimpinan MUI Ma'ruf Amin yang juga wakil presiden terpilih, dan tokoh-tokoh lain.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement