Rabu 17 Jul 2019 18:46 WIB

Periodisasi Perkembangan Kota-Kota Islam

Perluasan dan pembangunan kota disponsori langsung oleh khalifah atau gubernur.

Rep: Yusuf Asshidiq/ Red: Agung Sasongko
Damaskus
Foto: Womanitely
Damaskus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Oleg Grabar melalui buku berjudul World of Islam: Cities and Citizens, memaparkan tiga periodisasi perkembangan kota-kota Islam. Periode pertama berlangsung sejak masa-masa awal Islam hingga 900 Masehi. Pada era ini, berlaku kekuasaan terpusat. Perluasan dan pembangunan kota disponsori langsung oleh khalifah atau gubernur yang ditunjuk.

Periode berikutnya antara tahun 900 Masehi sampai 1300 Masehi. Munculnya penguasa-penguasa lokal, kebanyakan berasal dari kalangan petinggi pemerintahan dan militer, mengubah sebagian tatanan kota sebagai pusat kekuasaan di tingkat lokal atau regional. Kemajuan mulai dirasakan di kota-kota ini meski belum ditunjang stabilitas politik.

Baca Juga

Adapun periode terakhir timbul setelah invasi pasukan Mongol. Banyak kota yang hancur lebur, infrastruktur rusak parah, dan butuh waktu lama untuk bangkit. Makmur tidaknya sebuah kota di dunia Islam juga ditentukan oleh banyak faktor. Menurut Grabar, ada dua unsur utama yang berpengaruh.

Pertama, adalah ketersediaan pasokan sumber air. Ini sangat terkait dengan posisi geografis. Kota-kota yang dilewati aliran sungai besar, contohnya di Mesir dan Mesopotamia (Irak), atau yang dilengkapi fasilitas kanal semisal kota-kota di Iran, Suriah, dan Yerusalem, lebih mampu berkembang dan menjadi magnet bagi penduduk sekitar.

Pasokan air memang sangat menentukan mengingat sebagian besar wilayah di dunia Islam beriklim kering dan tandus. Dengan ketersediaan sumber air, kota-kota tadi juga dapat membangun sektor pertanian dan perkebunan secara luas. Unsur kedua terletak pada aspek kesejarahan.

Kota-kota yang dahulu pernah menjadi pusat peradaban, biasanya telah memiliki infrastrukur fisik dan nonfisik untuk mempercepat pertumbuhan. Contohnya, Damaskus, Aleppo, Samarkand, serta Nishapur. Terkait dengan perkembangan kota, sumber dan lietartur sejarah baru muncul pada sekitar abad ke-12.

Sebelum itu, gambaran sebuah kota baru sebatas aktivitas keseharian masyarakat atau tradisi yang berkembang. Salah satu karya al-Maqrizi pada abad ke-15, yakni Khitat Misr, memuat deskripsi tentang sejumlah kota metropolis di dunia Islam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement