REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Islam diturunkan ke bumi sebagai rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi seluruh alam). Kata 'lil alamin' yang terdapat dalam surah al-Anbiyaa’ tersebut memiliki makna bahwa dakwah Islam yang diungkapkan berupa rahmat tersebut harus tersebar ke seluruh penjuru dunia.
"Islam harus diperkenalkan ke seluruh manusia di berbagai zaman dan pelosok. Karena itu misi yang diamanatkan ayat tersebut," kata Ketua Umum Persatuan Umat Islam (PUI), KH Nazar Haris, di acara Halal Bi Halal dan Seminar Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (17/7).
Dia menuturkan, Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang sangat toleran dan tidak mengganggu keyakinan lain. Akan tetapi, Nabi SAW diutus di tengah masyarakat musyrik Makkah kala itu. Rasulullah dan pengikutnya kemudian hijrah ke Madinah dan membentuk komunitas masyarakat yang penuh dengan keilmuan dan kesejahteraan.
Meskipun Nabi SAW bergaul di kalangan non-Muslim, menurutnya, penyebaran dakwah Islam terus terjadi. Karena ketika Islam hadir, Islam harus menjadi rahmat bagi seluruh alam, baik secara sistem maupun nilai.
"Islam bukan sekadar daulah dan hukum. Islam adalah satu-satunya agama yang mendapat rekomendasi dari Allah," ujarnya.
Kyai Nazar melanjutkan, bahwa salah satu misi Islam adalah menyelamatkan manusia agar tidak tersesat dari jalan Allah. Karena jika manusia itu tersesat, dia tidak mendapat rahmat Allah dan yang demikian termasuk orang yang rugi di akhirat.
Karena itulah, dia mengatakan Islam hadir agar dakwahnya disampaikan kepada seluruh alam. Berkat peran Nabi SAW, sahabatnya, dan para alim ulama itulah Islam sampai ke Indonesia.
Akan tetapi, dia menekankan bahwa dakwah Islam seyogianya tidak berhenti di negara ini saja. Ada kewajiban bagi Muslim Indonesia untuk melanjutkan perjalanan penyebaran dakwah Islam ke berbagai wilayah lainnya. Pasalnya, banyak kalangan yang saat ini masih fobia terhadap Islam dan masih belum mengenal Islam.
Selain itu, Kyai Nazar juga mengajak umat Islam mengubah pola beragama dari Islam sekadar simbolik menuju Islam substantif. Karena menurutnya, agama secara substantif yang sesungguhnya mencerminkan nilai-nilai Islam. Selain dari segi keimanan atau keyakinan, dia menyerukan agar substansi Islam pun diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. "Manusia adalah sebaik-baik kelompok jika kalian beriman. Di sini, substansi Islam harus diterapkan dalam pribadi dan akhlak," tambahnya.