Rabu 17 Jul 2019 19:38 WIB

Cuaca Berawan Tokyo Sebabkan Krisis Mentimun

Kurangnya sinar matahari pengaruhi pertanian di sebagian Jepang.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Mentimun
Foto: pixabay
Mentimun

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Tokyo mengalami cuaca berawan dalam beberapa pekan setidaknya dalam hampir 60 tahun, kondisi ini berdampak pada pasar sayur-sayuran di ibu kota. Beberapa diantaranya menaikkan harga sekitar 70 persen, termasuk mentimun.

Dilansir dari Guardian Rabu (17/7), Jepang telah dilanda cuaca berawan dan suhu dingin. Sementara Tokyo menikmati kurang dari tiga jam sinar matahari sehari selama 20 hari hingga Selasa (16/7), terendah sejak Badan Meteorologi Jepang mulai mengumpulkan data pada 1961.

Baca Juga

Kurangnya sinar matahari dan suhu rendah telah mempengaruhi pertanian di sebagian besar kepulauan Jepang. Menurut Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, harga mentimun telah melonjak hingga 70 persen, sementara sayuran lain juga membukukan kenaikan dua digit di pasar grosir pusat Tokyo.

Tetapi ini tidak terjadi pada semua sayuran. Harga bawang merah, lobak putih, dan wortel semuanya turun karena pulau utara Hokkaido, tempat mayoritas tumbuh, menikmati tingkat sinar matahari yang lebih normal.

Penyebab cuaca yang lebih dingin dan hujan yakni antisiklon di Laut Okhotsk, di lepas pantai timur Rusia. Ini telah mendorong udara dingin dan lembab ke selatan di seluruh Jepang.

Jepang dilanda musim hujan antara akhir Juni dan awal Juli yang biasanya selesai sekarang, diikuti oleh sekitar dua bulan panas dan kelembaban yang kuat. Pola cuaca yang tidak biasa juga mempengaruhi penjualan pakaian musim panas.

Gelombang panas pada Juli tahun lalu menyebabkan puluhan orang meninggal. Di samping itu, ribuan lainnya dirawat di rumah sakit di seluruh Jepang, dengan suhu tertinggi yang pernah dicatat di negara 41,1 derajat Celcius yang terjadi di Saitama, utara Tokyo.

Panitia dan atlet berharap untuk musim panas yang lebih dingin tahun depan, saat Olimpiade Tokyo 2020 akan berlangsung dari 24 Juli hingga 9 Agustus.

Badan Meteorologi Jepang memperkirakan satu pekan lagi hari berawan. Suhu diprakirakan akan kembali ke normal pada akhir Juli.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement