REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Amien Rais dalam pernyataannya telah memberikam kesempatan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin memimpin pemerintahan lima tahun ke depan. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengapresiasi sikap Amien tersebut.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menilai, Amien Rais telah menunjukkan jiwa kenegarawanan dan sikap reformis. Amien dirasa memahami betul hakikat dan implementasi demokrasi.
"Kepada yang selama ini kontra mau pun pendukung tokoh reformasi tersebut tentu harus menyikapinya secara objektif, demokrasi memang dinamis dan memerlukan visi yang luas," kata Haedar, Rabu (17/7).
Haedar mengimbau, jangan ada lagi yang sinis atau tidak positif dalam menyikapi pernyataan tokoh PAN tersebut. Demi keutuhan dan masa depan bangsa, semua diminta terus belajar berinteraksi.
Selain itu, semua harus saling koreksi secara sehat dan dewasa, Haedar menekankan, jangan sampai di masa mendatang kita melihat masalah sebesar apa pun dengan wawasan dan sikap yang sempit. "Indonesia itu negeri besar milik bersama, bukan milik satu dua orang atau golongan," ujar Haedar.
Ia berpendapat, elite-elite Indonesia memang dituntut keteladanan dalam berdemokrasi dengan visioner. Menurut Haedar, sikap bijak Amien Rais perlu diikuti elite-elite dan warga bangsa.
"Agar Indonesia makin bersatu dalam dinamika dan keberagaman menuju Indonesia berkemajuan," kata Haedar.
Sebelumnya, di Jakarta, Amien Rais mengatakan, sebaiknya teruskan merajut merah putih dan teruskan menjaga persatuan bangsa. Terkait kekuasaan, ia meminta ada kesempatan adil yang diberikan.
"Berikan fair chance, kesempatan yang utuh kepada Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf," kata Amien di DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (16/7) kemarin.
Bahkan, Amien menegaskan, tidak perlu ada lagi kata-kata tidak baik yang sebelum ini dilekatkan kepada pendukung 01 dan 02. Ia meminta tidak lagi ada istilah-istilah 'cebong' dan 'kampret'.