Rabu 17 Jul 2019 20:22 WIB

ICW Minta Respons Cepat ke Baiq Nuril Diterapkan ke Novel

ICW mempertanyakan mengapa polisi sulit sekali menangkap pelaku penyirapan Novel.

Rep: Riza Wahyu Pratama/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kasus Novel Baswedan, Nurcholis bersama Kadiv Humas Polri Irjen Pol M. Iqbal memberikan keterangan pers tentang hasil investigasi TGPF kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan di Mabes Polri, Jakarta,Rabu (17/7).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kasus Novel Baswedan, Nurcholis bersama Kadiv Humas Polri Irjen Pol M. Iqbal memberikan keterangan pers tentang hasil investigasi TGPF kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan di Mabes Polri, Jakarta,Rabu (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesian Corruption Watch (ICW), Donal Fariz mengapresiasi respons cepat Presiden Joko Widodo terhadap kasus Baiq Nuril. Ia berpandangan, seharusnya respon serupa juga diberikan untuk kasus Novel Baswedan.

"Kenapa terhadap orang yang bekerja untuk negara, responnya tidak secepat itu," kata Donal Fariz kepada awak media di kantor ICW, Jalan Kalibata Timur IV D nomor 6, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (17/7).

Baca Juga

Donal Fariz menambahkan, pengusutan kasus Novel Baswedan seharusnya mendapatkan prioritas. Pasalnya, pengusutan kasus tersebut menunjukkan komitmen penyelenggara negara terhadap pemberantasan korupsi.

Selain itu, Novel harusnya tidak dilihat sebagai pekerja KPK saja. Melainkan, ia juga merupakan "pekerja" negara.

"Ketika Novel atau penyidik KPK lain menjalankan fungsi mengembalikan keuangan negara. Maka yang diuntungkan dengan pengembalian keuangan itu adalah negara. Harusnya novel itu dipandang sedang menjalankan tugas negara," ujarnya.

Pada saat yang sama, Donal menerangkan, ICW akan terus mengawal kasus tersebut. Ia menghitung, kasus Novel telah berjalan lebih dari 800 hari dan belum menemukan titik terang.

"Kasus mutilasi di hutan di mana tidak ada CCTV, penyidik kepolisian bisa mengembangkan itu. Kenapa kasus yang ada CCTV-nya kemudian tidak bisa?" kata Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW tersebut.

Donal menegaskan, kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan bukanlah kasus biasa. Kasus tersebut telah berjalin berkelindan dengan kepentingan presiden. "Bahkan untuk mengunjungi Novel Baswedan. Presiden seperti harus berpikir dua kali," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement