Rabu 17 Jul 2019 22:42 WIB

Menelusuri Pesona Museum Sharjah

Koleksi Museum peradaban Islam di Sharjah menawarkan pengalaman unik.

Rep: mgrol123/ Red: Agung Sasongko
Dala'il al-Khayrat karya Abu Abdullah Muhammad ibn Sulayman-al-Jazuli. (Sharjah Museum of Islamic Civilization, Sharjah Museum Authority, 2006_2181)
Foto: ABC
Dala'il al-Khayrat karya Abu Abdullah Muhammad ibn Sulayman-al-Jazuli. (Sharjah Museum of Islamic Civilization, Sharjah Museum Authority, 2006_2181)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koleksi Museum peradaban Islam di Sharjah menawarkan pengalaman unik guna mengenal kehidupan masyarakat Muslim. Berlokasi di jantung emirat Sharjah, museum ini awalnya berada di Souk, dekat sungat Majarrah. Namun, pada tahun 2008, museum dipindahkan ke lokasi sekarang.  Satu hal menarik dari museum ini adalah bagian atap sekaligus kubah emas.

Kurator Entisar al-Obaidili mengatakan museum memiliki lebih dari 5,000 artefak di mana mayoritas adalah artefak langka. Koleksi di museum tersebut diatur berdasarkan tema dan tersebar lebih dari 7 galeri yang menampilkan sejarah Islam, ilmu pengetahuan, penemuan, kebudayaan, dan seni Islami.

Di lantai dasar Museum, terdapat galeri Abu Bakar, galeri ilmu pengetahuan dan teknologi Ibnu Al-Haytham, dan pameran temporer Al-Majarrah sekaligus dengan tampilan koin Islami di serambi luar. Museum tersebut memiliki koleksi penting tentang koin Islami awal termasuk dinar dan dirham era dinasti Umayyah dan Abbasiyah.

Di lantai pertama Museum, terdapat 4 galeri seni Islami yang diatur menurut garis waktu dari periode awal hingga abad ke 20. Galeri Abu Bakar mewakili pengenalan terhadap Islam dan Alquran di galeri tersebut. pameran di galeri tersebut dirancang untuk menjelaskan tentang 5 rukun Islam sekaligus kisah menarik perjalanan haji.

Artefak menarik lain termasuk Kiswah, kain penutup Ka’bah di Makkah, manuskrip bersejarah Alquran ditambah dengan model, foto, presentasi dan fakta fakta penting mengenai arsiktektur masjid dari seluruh Dunia.

Di galeri ilmu pengetahuan dan teknologi Ibnu Al-Haytham ditampilkan pencapaian pencapaian ilmu pengetahuan Islam dan kontribusi ilmuwan ilmuwan Islam terhadap peradaban Dunia.

Di Galeri Islami 1,terdapat artefak seperti tembikar, bikinan baja, pahatan kayu, manuskrip dan tekstil yang dibuat di dunia islami dari abad ke 7 hingga abad ke 13.

Sementara itu, di galeri Islami 2, terdapat karya seni Islami dari abad ke 13 hingga ke 19.

Di galeri tersebut juga terdapat objek objek yang berkaitan dengan peristiwa invasi kaum Mongol ke dunia Islam timur di abad ke 13. Galeri tersebut mewakili objek objek menarik menarik dari daratan Turki Utsmani, Safavid, dan Mughal.

“Setiap dua tahun sekali, kita mengatur pameran international dengan kolaborasi bersama Museum Museum lain dan beberapa institusi seperti Museum Seni Islami Malaysia dan Museum seni Islami Berlin” kata Obaidili.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement