REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Posisi ketua MPR menjadi rebutan. Ketua PKB Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin tetap yakin dan layak menduduki posisi tersebut. Hal sama juga disampaikan Golkar yang merasa lebih pantas mengisi jabatan ketua MPR karena memiliki kursi paling besar kedua setelah PDIP.
"Rasionalisasi politiknya kan jelas kalau PDIP dapat kursi ketua DPR ya Golkar sebagai pemenang kedua dapat kursi ketua MPR, kan itu logis saja kan," kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzilly saat ditemui di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Rabu (17/7).
Ace mengatakan, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sudah berbicara dengan Presiden Terpilih Joko Widodo dan partai politik yang tergabung dengan Koalisi Indonesia Kerja (KIK). Pembicaraan tersebut terus berproses hingga akhirnya menemukan titik temu, termasuk soal posisi pimpinan Parlemen.
Sejumlah parpol lain, seperti PKB juga menyatakan mengincar kursi Ketua MPR. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Ace mengatakan, hasrat Cak Imin tersebut tidak lantas menimbulkan friksi di dalam koalisi.
"Ya tidak ada, masa friksi, Cak Imin menjadi Wakil Ketua MPR pada periode ini yang sekarang saja itu salah satunya kan berkat partai Golkar yang mendorong terjadinya perubahan MD3 kemarin," kata Ace.
Baca juga, Cak Imin Ingin Posisi Ketua MPR, Ini Respons Surya Paloh.
Namun, kata Ace Cak Imin tetap harus melihat peran Golkar seutuhnya sebelum meminta posisi. Ace pun mengatakan, pembicaraan soal pimpinan parlemen masih terlalu dinamis untuk disampaikan sekarang ini.
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, bagaimanapun posisi pimpinan parlemen diatur berdasarkan kursi yang diperoleh parpol. "Di parlemen kan posisi berdasar kursi. Kalau di MPR terkait dengan paket, dan tentu paket koalisi pemerintah ini kan trdiri dari beberapa partai, nah itu proporsional di sana saja," kata Airlangga di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Rabu (17/7).
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengaku lebih tertarik menjabat ketua MPR RI daripada menjadi menteri pada kabinet pemerintahan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin mendatang. Alasannya, ia sudah pernah menjabat sebagai menteri.
"Saya terus terang ingin di MPR, (menjadi) menteri sudah pernah dan sudah cukuplah saya mengabdi di eksekutif, gantian saya biar di legislatif," kata Cak Imin di sela menghadiri acara Sosialisasi Muktamar PKB di Semarang, Selasa (9/7) malam.