Kamis 18 Jul 2019 08:34 WIB

Keamanan Siber Indonesia selama Kuartal II 2019, Amankah?

Kaspersky Lab merilis statistik ancaman siber terbaru.

Rep: Redaksi WE Online(Warta Ekonomi)/ Red: Redaksi WE Online(Warta Ekonomi)
Kondisi Keamanan Siber Indonesia selama Kuartal II 2019, Amankah?. (FOTO: F5 Labs)
Kondisi Keamanan Siber Indonesia selama Kuartal II 2019, Amankah?. (FOTO: F5 Labs)

Perusahaan keamanan siber global Kaspersky Lab merilis statistik ancaman siber terbaru. Dari laporan tersebut, selama April-Juni 2019, ada penurunan sejumlah lima juta kekalahan serangan terhadap pengguna internet di Indonesia.

Pada periode berlangsung, terdeteksi 8.275.318 ancaman siber internet-borne yang berbeda pada komputer para pengguna Kaspersky Security Network (KSN) di Indonesia. Secara keseluruhan, 28,5% pengguna diserang oleh ancaman yang ditularkan melalui web. Ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-49 di seluruh dunia dalam hal bahaya yang muncul saat menjelajahi web.

Ini merupakan pertumbuhan yang positif mengingat pada periode yang sama di tahun lalu, Indonesia menghuni peringkat ke-27 global dengan lebih dari 13 juta ancaman yang terdeteksi.

"Penurunan ancaman online yang terdeteksi di Indonesia dapat dikreditkan ke upaya proaktif pemerintah dalam menyusun kebijakan terkait keamanan dunia siber," kata Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky Asia Pasifik.

Baca Juga: Ternyata Smart City Riskan Diretas, Begini Kata Pakar Siber

Dia pun melanjutkan, "Tingkat kesadaran yang baik dari Pemerintah Indonesia juga berfungsi seperti seruan membangun bagi organisasi dan perusahaan untuk lebih responsif menangani insiden secara cepat dan efektif, baik saat persiapan maupun tindakan pasca-serangan."

Indonesia sendiri memiliki potensi besar untuk pertumbuhan di masa depan dengan pengembangan infrastruktur dan kemajuan teknologi yang terus dilakukan baik pemerintah maupun industri saat ini.

"Mungkin ini saat terbaik bagi perusahaan dan organisasi untuk meningkatkan kesadaran keamanan siber mereka demi menciptakan penurunan yang signifikan pula dalam jumlah ancaman lokalnya," ujar Yeo menyarankan.

Penggunaan statistik infeksi lokal untuk komputer pengguna adalah indikator yang sangat penting bagi kesadaran keamanan siber karena jumlah worms dan fail virus yang muncul adalah penyebab dari insiden gegabah tersebut.

Masih di kuartal II tahun ini, Kaspersky mendeteksi 30.544.001 insiden lokal di komputer para peserta KSN di Indonesia. Secara keseluruhan, 49,7% pengguna terkena serangan ancaman lokal selama, yang menempatkan Indonesia di peringkat ke-72 di seluruh dunia.

Walaupun jumlah infeksi insiden lokal tahun ini meningkat dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama, sejumlah 25.237.275, namun saat itu Indonesia masih berada di peringkat 70 secara global.

Berikut beberapa saran dari pakar keamanan Kaspersky untuk menghindari diri dari serangan online:

• Periksa tautan dengan cermat sebelum mengunjungi situs, terutama kesalahan ejaan atau penyimpangan lainnya, bahkan jika Anda menganggapnya sebagai situs yang pernah Anda kunjungi secara teratur sebelumnya.

• Masukkan nama pengguna dan kata sandi Anda hanya melalui koneksi yang aman. Hindari masuk ke bank online dan layanan serupa melalui jaringan Wi-Fi publik.

• Perlu diketahui bahwa URL yang dimulai dengan "https" mungkin tidak selalu aman.

• Jangan percayai email dari pengirim yang tidak dikenal sampai Anda dapat memverifikasi keaslian asalnya.

• Selalu jalankan sistem dengan program anti-malware yang mutakhir dan berkualitas.

Baca Juga: Perang Siber Memanas, Iran dan China Bersatu Lawan AS

Sementara bagi bisnis atau perusahaan, Kaspersky merekomendasikan hal berikut:

• Mengedukasi karyawan mengenai risiko keamanan, seperti aturan dasar untuk tidak membuka email dari orang yang tidak dikenal serta lampiran atau tautan asing lainnya.

• Menganjurkan penggunaan kata sandi unik dalam lingkungan pekerjaan dan menjaganya agar tetap aman dari akses siapa pun.

• Mengatur tingkat akses berjenjang, memberikan izin hanya kepada mereka yang membutuhkannya di setiap level.

• Melakukan pelatihan keamanan siber secara teratur yang akan memberikan pengetahuan tentang ancaman terbaru dan yang lebih penting untuk meningkatkan kebiasaan karyawan dan membentuk pola perilaku baru demi lingkungan kerja yang lebih aman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement