REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pengadilan Amerika Serikat (AS) menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup ditambah 30 tahun kepada gembong narkoba asal Meksiko, Joaquin "El Chapo" Guzman. Pelaku dinyatakan bersalah atas 10 dakwaan termasuk perdagangan narkoba dan pencucian uang oleh pengadilan federal di New York pada Februari lalu.
Guzman melarikan diri dari penjara Meksiko melalui sebuah terowongan pada 2015, dan berhasil ditangkap. Dia kemudian diekstradisi ke AS pada 2017. Berbicara melalui seorang penerjemah sebelum hukuman dijatuhkan, Guzman mengatakan bahwa hukuman penjara di AS sama dengan penyiksaan. Selain itu, dia juga mengatakan telah menjalani persidangan yang tidak adil.
Dilaporkan BBC, Kamis (18/7), hukuman seumur hidup adalah hukuman minimum yang dihadapi Guzman. Sementara, hukuman tambahan 30 tahun adalah untuk penggunaan senjata api secara tidak sah. Dia juga diperintahkan untuk membayar ganti rugi sebesar 12,6 miliar dolar AS. Jaksa mengatakan, Guzman akan menjalani hukumannya di balik penjara yang terbuat dari dinding baja dengan keamanan tingkat tinggi di Colorado.
Pengacara Guzman, Jeffrey Lichtman menyatakan akan mengajukan banding atas putusan tersebut. Lichtman berpendapat, persidangan tidak dilakukan secara adil, dan mengklaim bahwa keputusan hakim dipengaruhi oleh liputan media.
"Itu adalah persidangan yang seperti pertunjukan," ujar Lichtman.
Guzman alias El Chapo menjalankan kartel narkoba di Meksiko utara. Pada 2009, dia masuk dalam daftar orang terkaya Forbes nomor 701 dengan nilai kekayaan 1 miliar dolar AS. Dia dituduh telah membantu membawa ratusan ton kokain ke AS dan berkonspirasi untuk membuat serta mendistribusikan heroin, methamphetamine, dan ganja.
Selain itu, Guzman juga dituding telah menggunakan pembunuh bayaran untuk melakukan aksi pembunuhan, penyerangan, penculikan, dan tindakan penyiksaan. Mantan pengawal Guzman, Isaias Valdez Rios mengatakan, Guzman memukuli dua orang yang telah bergabung dengan kartel saingannya kemudian menembak kepala mereka dan memerintahkan untuk membakar tubuhnya.
Guzman dituding telah membuat sepupunya sendiri terbunuh karena berbohong. Dia juga memerintahkan pembunuhan terhadap saudara laki-laki dari pemimpin kartel lain karena dinilai tidak menjabat tangannya ketika bertemu.
Pengadilan mendengar rincian pelariannya pada 2015 dari penjara dengan keamanan maksimum Altiplano, di Meksiko. Putra-putra Guzman membeli properti di dekat penjara dan arloji GPS yang diselundupkan ke penjara. Arloji tersebut berfungsi untuk memberikan petunjuk dan lokasi yang tepat, sehingga Guzman dapat menggali terowongan untuk melarikan diri. Dalam satu set teks, Guzman menceritakan kepada istrinya mengenai bagaimana dia melarikan diri dari sebuah vila selama penggerebekan oleh pejabat AS dan Meksiko, sebelum memintanya untuk membawakan pakaian baru, sepatu, dan pewarna kumis hitam.