Kamis 18 Jul 2019 16:19 WIB

Dua Balita Pencari Suaka Dilarikan ke RS Kalideres

Dua balita anak pencari suaka mengalami demam tinggi dan dibawa ke RS Kalideres

Rep: Mabruroh/ Red: Christiyaningsih
Suasana  para pengungsi para pencari suaka di depan gedung eks Kodim Kalideres, Selasa (16/7/2019).
Foto: Republika/Mabrurah
Suasana para pengungsi para pencari suaka di depan gedung eks Kodim Kalideres, Selasa (16/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua balita anak dari pencari suaka di gedung eks Kodim, Kalideres dilarikan ke RSUD Kalideres pada Rabu (18/7) malam. Balita bernama Mehran Fahimi (2 tahun) dan Milad Rahimi (2 tahun) mengalami demam tinggi selama tiga hari.

"Jadi tadi malam sekitar pukul 20.00 ada laporan ke Pos bahwa ada dua balita yang mengalami panas tinggi. Kemudian kami membawanya ke RSUD Kalideres pukul 20.16. Alhamdulillah sesampainya di rumah sakit sudah ditangani oleh pihak rumah sakit dengan cepat," kata petugas jaga Rory yang mengantarkan kedua balita tersebut, Kamis (18/7).

Baca Juga

Menurutnya, balita atas nama Mehran Fahimi diharuskan rawat inap karena butuh tindakan medis lebih lanjut. Mehran Fahimi terkena infeksi di paru-paru.

Sedangkan Milad Rahimi, kata Rory, setelah menjalani pemeriksaan dapat langsung pulang dan tiba di lokasi pengungsian pukul 23.45. Orang tuanya hanya diminta untuk memantau demam Rahimi. "Menurut dokter yang menangani jika demamnya tidak turun maka diharuskan untuk cek laboratorium," terang Rory.

Sedangkan mengenai pembayaran di rumah sakit, menurutnya kedua balita tersebut tidak bisa ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Ini karena keduanya merupakan warga negara asal Afghanistan.

"Jadi dibantu CWS (Church World Service) untuk menutup pembiayaannya karena kalau menggunakan BPJS Kesehatan tidak bisa. BPJS tidak menutup pembiayaan kesehatan pengungsi asing untuk rawat inap," tambah Rory.

Kepala Badan Perlindungan dan Jaminan Sosial, Dinsos DKI Jakarta Tarmijo Damanik mengatakan pihaknya bersama dinas terkait lainnya siaga selama 24 jam di lokasi pengungsian. Bahkan saat ini telah disiapkan ambulans yang dapat digunakan dalam kondisi darurat.

"Kami juga memprioritaskan balita, ibu hamil, dan lansia. Kalau ada dari mereka yang kekurangan gizi kita berikan makanan tambahan, begitu juga kalau ada yang sakit, harus segera ditangani," ujar Damanik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement