Kamis 18 Jul 2019 17:51 WIB

BPBD Babel Minta Badan Geologi Teliti Patahan Selat Nasik

Patahan sepanjang 33 kilometer di laut Selat Nasik dikhawatirkan dapat memicu gempa.

Ilustrasi.
Foto: Google Map
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meminta Badan Geologi Bandung untuk segera meneliti dan mengkaji 33 kilometer patahan yang ada di Selat Nasik. Patahan itu dikhawatirkan dapat memicu gempa dan tsunami.

"Kita sudah pernah menyampaikan patahan di Selat Nasik ke Badan Geologi Bandung, namun hingga kini belum pernah ditindaklanjuti," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kepulauan Babel, Aswind di Pangkalpinang, Kamis (18/7_.

Ia mengatakan untuk mengetahui dampak dari patahan Selat Nasik ini diperlukan penelitian dan peralatan yang canggih untuk mengetahui kedalaman patahan, kekuatan gempa yang bisa timbul dan tingkat potensi tsunami yang ditimbulkan apabila patahan tersebut patah.

"Hingga saat ini belum ada kajian, apakah kejadian gempa di Selat Sunda itu terhubung ke patahan di Selat Nasik dan pada 2010 hal ini sudah disampaikan ke Badan Geologi di Bandung," katanya.

Menurut dia dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana gempa akibat patahan di laut Selat Nasik ini, BPBD Provinsi Kepulauan Babel mendorong pembentukan BPBD Kabupaten Bangka Selatan dan Belitung, karena dua daerah ini berhadapan langsung dengan patahan tersebut.

"Dua kabupaten ini berhadapan langsung dengan patahan tersebut, sehingga pemerintah lebih memfokuskan penanganan bencana kegempaan di dua daerah ini," katanya.

Ia menambahkan selama ini masyarakat beranggapan Babel bebas dari potensi gempa dan tsunami dan anggapan tersebut salah, karena adanya patahan sepanjang 33 kilometer di laut Selat Nasik.

"Kabupaten lain tetap kena dampak patahan ini, namun tidak separah di Kabupaten Bangka Selatan dan Belitung, karena dua daerah ini saling berhadapan dengan patahan tersebut," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement