Jumat 19 Jul 2019 07:19 WIB

Ini Alasan Pemprov Bongkar Getah Getih

DPRD akan memanggil dinas terkait soal pembongkaran Getah Getih.

Rep: Mimi Kartika/Antara/ Red: Bilal Ramadhan
Warga melintas dilokasi Patung instalasi bambu Getih Getah yang telah dibongkar di kawasan bundaran HI, Jakarta, Kamis, (18/7/2019).
Foto: Antara/Reno Esnir
Warga melintas dilokasi Patung instalasi bambu Getih Getah yang telah dibongkar di kawasan bundaran HI, Jakarta, Kamis, (18/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seni Bambu dengan nama Getah-Getih yang berada di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) dibongkar sejak Rabu (17/7) malam. Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati mengatakan, pembongkaran dilakukan karena instalasi bambu mulai rapuh dan dikhawatirkan runtuh.

"Iya dilakukan pembongkaran karena bambunya sudah mulai rapuh karena cuaca sehingga jalinan bambu sudah mulai jatuh khawatir roboh," ujar Suzi, Kamis (18/7).

Ia mengatakan, usai dibongkar tempat bekas instalasi bambu untuk sementara akan ditanami tanaman. Hal itu dilakukan sambil menunggu jika akan ada instalasi karya lainnya. "Sementara ditanam border semak, ground cover sambil menunggu instalasi lainnya," kata Suzi.

Pembuat instalasi bambu Getah-Getih, Joko Avianto mengaku belum ada permintaan dari Pemprov DKI untuk membuat karya lagi. Getah-Getih yang diminta Anies pun memang dipesan secara khusus untuk menyambut Asian Games 2018 lalu. "Saya rasa belum ada pembicaraan apa-apa," kata Joko.

Ia menambahkan, pada awalnya instalasi bambu Getah-Getih direncanakan bertahan sampai enam bulan. Sebab, karya itu dibuat untuk sifatnya festival memeriahkan Asian Games 2018 sekaligus Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada bulan Agustus.

Namun, karya itu justru bertahan hingga hampir satu tahun. Seniman bambu yang karyanya sudah dipajang di kota-kota di dunia itu sudah melakukan perawatan terhadap Getah-Getih sebanyak tiga kali.

"Kalau saya sih sudah 3 kali-an ya tapi waktu itu saya bilang sampai Februari. Tapi Pak Gubernur 'nanti saja kita lihat sampai satu tahun," jelas Joko.

Ia menjelaskan, perawatan yang dilakukan dengan melapisi kembali bambu dengan cairan khusus untuk menahan air dari luar. Selain itu, diberikan semacam cat untuk kayu agar bambu Getah-Getih masih terlihat bagus.

Namun, menurutnya, kondisi cuaca juga berpengaruh terhadap kekuatan karya bertahan dalam waktu. Seperti kualitas udara dan intensitas curah hujan, karena bambu dipengaruhi keadaan lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan pengalaman Joko membuat di beberapa kota dengan kondisi lingkungan berbeda-beda, Jakarta yang berpolusi juga menjadi faktor Getah-Getih tak berumur panjang. Dibandingkan dengan karyanya yang berada di Jerman, meski sudah satu tahun kawatnya pun masih bagus tak berkarat.

"Kalau lingkungannya sudah polutif banget ya begitu kejadiannya. Di karya saya yang lain mungkin lebih baik. Dibandingin karya saya Jerman 2015 begitu ya satu tahun sih, kawat enggak karatan, masih bagus," tutur Joko.

Instalasi bambu tersebut sengaja dipasang sebagai ucapan selamat datang terhadap perhelatan Asian Games 2018 lalu. Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan meminta Joko Avianto membuat instalasi bambu untuk Jakarta.

Beragam karya dari material bambu garapan Joko telah dipamerkan di Frankfurt Book Fair pada Oktober 2015. Menurut Anies, bambu adalah material yang sering kali dianggap tak bernilai. Namun kreativitas Joko seolah mematahkan anggapan itu.

Untuk membuat karya bambu Getah-Getih, Pempror DKI menggelontorkan dana sekitar Rp 550 juta. Menurut Anies, kehadiran instalasi bambu itu mengirimkan pesan bahwa masih ada sisi tradisional di tengah gedung-gedung yang mengelilingi Bundaran HI.

Kebanggaan Anies terhadap karya seni bambu itu juga dituangkan dalam akun Instagram-nya. Beberapa foto unggahannya tersebut dia beri judul "Getah-Getih". Terdapat secuplik kalimat mengharukan yang melengkapi foto-foto karya seni tersebut.

Di antaranya yakni, "Bentangan dan balutan bambu ini jadi pengirim pesan. Di tengah deretan beton tinggi yang cakarnya menggenggam tanah Ibu Kota, hadir karya bambu yang lembut, sederhana, tapi kompleks. Di sini, dari gagasan, ribuan bambu ini membentuk sebuah kesatuan dan persatuan. Dari gagasan, jutaan anak bangsa ini membentuk kesatuan dan persatuan. Mari kita sambut kembali saudara-saudara se-Asia dengan pesan persatuan, dengan kehangatan Indonesia, dan dengan kebanggaan bernegara."

Sementara itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta akan memanggil Dinas Kehutanan, Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta untuk menanyakan pembongkaran instalasi seni bambu "Getah-Getih" yang ongkos pemasangan serta pembuatannya menelan biaya Rp 550 juta.

Sekretaris Komisi D Bidang Pembangunan DPRD DKI Jakarta Pandapotan Sinaga mengatakan pemanggilan itu dibuat guna memastikan tidak ada kerugian yang dibebankan ke masyarakat terkait pembongkaran itu. "Ya, dalam waktu dekat ini akan kami panggil. (Selain potensi kerugian) akan ditanya juga sumber dananya," kata Pandapotan.

Ia mengatakan masyarakat perlu mendapat penjelasan dari pemerintah karena biaya yang digelontorkan untuk pembangunan dan pemasangan karya seni buatan Joko Avianto itu tidak murah. "Anggaran itu urusan yang sensitif," kata dia menambahkan.

Warga juga menyayangkan pembongkaran instalasi seni bambu tersebut. "Ya sudah terbiasa melihat itu (getih-getah) sih ya tiap lewat sini. Kan itu mahal ya biayanya," ujar Dista, seorang pegawai yang bekerja di sekitar kawasan Bundaran HI.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement