REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Masyarakat yang kini mulai mengalami krisis air bersih diingatkan untuk tidak sembarangan memanfaatkan air sungai. Terutama memanfaatkan air untuk konsumsi.
“Karena kualitas air semua sungai akan mengalami penurunan pada saat musim kemarau seperti sekarang ini,” ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Semarang, Nurhadi Subroto, Kamis (18/7).
Kondisi tersebut, ungkap Nurhadi, disebabkan oleh baku mutu seluruh air sungai akan mengalami penurunan seiring menurunnya persentase sumber air murni yang debitnya juga terus berkurang.
Belum lagi dengan adanya limbah domestik (limbah dari kegiatan rumah tangga) yang dibuang atau mengalir langsung ke badan sungai. Karena lingkungan pemukiman juga memberikan kontribusi terhadap menurunnya kualitas air sungai.
Di luar limbah domestik, sungai juga menjadi tempat pembuangan air dari kegiatan industri. Karena di wilayah Kabupaten Semarang ini banyak sekali terdapat industri skala menengah dan besar.
Kendati air dari kegiatan industri tersebut baku mutunya telah memenuhi syarat, tetapi apabila terakumulasi menjadi satu pada aliran sungai dalam waktu tertentu pun tetap akan mengganggu baku mutu air sungai.
“Kumpulan baku mutu dari air limbah perusahaan yang nilainya baik, kalau terakumulasi menjadi satu tetap saja menjadikan baku mutu air sungai buruk, apalagi jika air sungainya tidak lancar mengalir,” jelasnya.
Di beberapa sungai, lanjutnya, pada musim kemarau seperti sekarang memang airnya tampak lebih jernih setelah debitnya menurun drastis. Namun jernih tersebut bukan jaminan mutu airnya baik untuk dimanfaatkan.