Jumat 19 Jul 2019 09:02 WIB

Jepang Dikunjungi 16,6 Juta Wisatawan 6 Bulan Pertama 2019

Kunjungan wisata didominasi wisatawan mancanegara.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Nashih Nashrullah
Wanita berswafoto dengan latar bunga hydrangea di Kuil Jojuin dekat Pantai Kamakura, barat daya Tokyo, di bulan Juni.
Foto: EPA
Wanita berswafoto dengan latar bunga hydrangea di Kuil Jojuin dekat Pantai Kamakura, barat daya Tokyo, di bulan Juni.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Tingkat kunjungan wisatawan mancanegara di Jepang mencetak rekor pada 2019 terutama di enam bulan pertama. Jepang mengalami kenaikan 4,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Saat ini, peraturan visa di Jepang terbilang mudah untuk orang Cina dan warga negara lainnya.  

Badan Pariwisata Jepang, mengatakan pengeluaran oleh pengunjung asing dalam periode hingga Juni meningkat 8,3 persen dari tahun sebelumnya menjadi 2,43 triliun yen ( 22 miliar dolar AS) juga tertinggi sepanjang masa.  

Baca Juga

Namun, terlepas dari upaya promosi pariwisata Jepang yang berkelanjutan menjelang Olimpiade Tokyo dan Paralimpiade 2020, peningkatan jumlah pengunjung dari luar negeri melambat dari kenaikan 15,6 persen yang tercatat di paruh pertama 2018. 

Hubungan yang semakin memburuk antara Jepang dan Korea Selatan mengenai kontrol ekspor teknologi dan masalah kompensasi masa perang juga dapat membayangi industri pariwisata Jepang.  

Pemerintah telah menetapkan target untuk menarik 40 juta pengunjung asing setiap tahun dan meningkatkan pengeluaran mereka menjadi 8 triliun yen tahun depan ketika Jepang menjadi tuan rumah pertandingan. 

Menurut negara dan wilayah, jumlah pengunjung terbesar berasal dari Cina sebesar 4,53 juta, naik 11,7 persen, berkat pelonggaran persyaratan visa untuk pelancong individu dari Januari dan peningkatan layanan penerbangan. 

 "Dampak dari berkurangnya persyaratan visa untuk China adalah penting dan kami mengharapkan kenaikan terus dalam jumlah pengunjung," kata Komisaris Dinas Pariwisata Jepang Hiroshi Tabata, dikutip dari Japantoday.com, Jumat (19/7).

Pengunjung dari China juga menghabiskan jumlah tertinggi pada 895 miliar yen, diikuti pengunjung dari Taiwan pada 298,1 miliar yen dan pengunjung dari Korea Selatan pada 276,2 miliar yen.  

Jumlah pengunjung Korea Selatan pada periode Januari-Juni berada di peringkat kedua setelah China tetapi turun 3,8 persen menjadi sekitar 3,86 juta, penurunan pertama dalam lima tahun.

Tabata mengatakan dampak hubungan bilateral yang dingin sejauh ini terbatas tetapi tidak dapat mengesampingkan kemungkinan Korea Selatan akan mulai menahan diri untuk melakukan perjalanan ke Jepang tergantung pada sentimen publik di negara mereka.

Sementara itu jumlah pengunjung dari Taiwan adalah yang terbesar ketiga di sekitar 2,48 juta, turun 1,0 persen. Tingkat kenaikan tertinggi untuk pengunjung dari Vietnam sebesar 30,3 persen, diikuti Rusia sebesar 20,4 persen.

Pada Juni saja, total 2,88 juta orang asing melakukan perjalanan ke Jepang, naik 6,5 persen dari tahun sebelumnya, menandai rekor untuk bulan itu.  China adalah kelompok terbesar pada rekor 880.700, naik 15,7 persen.

Korea Selatan juga berada di antara lebih dari selusin negara dan wilayah yang mencatat rekor masing-masing untuk Juni, dengan jumlah pengunjung naik 0,9 persen menjadi 611.900.

Untuk menarik lebih banyak wisatawan asing ke Jepang, pemerintah telah melonggarkan peraturan visa, memperluas bandara untuk maskapai penerbangan murah dan telah mempromosikan layanan penginapan pribadi untuk mengatasi kekurangan akomodasi.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement