REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengungkapkan terdapat pelajaran dari persoalan antara Garuda Indonesia dan Youtuber Rius Vernandes. Tulus mengatakan, dalam mengungkapkan kritiknya harus menggunakan cara yang baik, begitu juga dengan pihak yang dikritik.
Tulus mejelaskan dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen Nomor 88 Tahun 1999 mengatur konsumen memiliki hak untuk mengeluh dan didengar pendapatnya. "Jadi pada dasaenya sudah punya hak yang sangat kuat untuk konsumen dengan siapapun dalam transaksi baik barang atau jasa," kata Tulus saat menghadiri konferensi pers antara Garuda Indonesia dan Rius di Jakarta, Jumat (19/7).
Dia mengatakan dalam hal ini pelaku usaha yang dikritik juga harus mendengar pendapat dan keluhanya. Tetapi, kata Tulus, saat ini memang memasuki era baru yang serba digital dengan Undang-Undang Informasi Teknologi Elektronik (ITE).
"Saya kira konsumen juga harus punya kecerdasan dan kewaspadaan untuk memposting sesuatu yg belum diklarifikasi kepada pelaku usahanya," tutur Tulus.
Selanjutnya, setelah melakukan klarifikasi pada pelaku usaha namun tidak mendapatkan tanggapan yang baik baru kemudian mengadu ke YLKI atau posting di media sosial (medsos) sebagai bentuk kontrol sosial. Sebab, Tulus mengatakan dalam kondisi tersebut juga harus menjaga hak dari pelaku usaha.
"Konsumen harus bertransaksi dengan itikad baik, jangan belum mendapatkan klarifikasi tapi sudah menyebarluaskan. Apalagi sekarang dengan era digital yang gampang tersebar ke ribuan orang. Tapi jangan sampe konsumen jadi alergi untuk kritik terhadap suatu pelayanan," ungkap Tulus.
Sebelumnya, Persoalan antara Garuda Indonesia dengan Youtuber Rius Vernandes berakhir berdamai hari ini (19/7). Persoalan tersebut bermula saat anggota Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) melaporkan salah satu unggahan Rius di akun instagramnya. Sebelumnya, Rius baru mengunggah foto menu makanan saat menumpangi pesawat Garuda dari Sidney nenuju Denpasar.
Menu tersebut ternyata hanya berbentuk kertas dengan tulisan tangan pilihan makanan di kelas bisnis pesawat Garuda. Padahal biasanya seharusnya penumpang mendapatkan card menu untuk memilih makanannya. Hanya saja saat itu pramugari memberirahu jika card menu msih dalam proses cetak sehingga terpaksa menuliskan nama makanan di sebuah kertas.
Unggahan foto tersebut ternyata menjadi perbincangan hangat. Lalu tak lama setelah viral, Rius mengunggah foto di akun instagramnya yang memerlihatkan surat panggilanndari kepolisian terkait unggahannya mengenai pelayanan di pesawat Garuda tersebut.