REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I mendukung pengembangan pertanian serai wangi dan sawit di Sumatera Barat dengan program kemitraan. Unit Manager Communication & CSR MOR I Roby Hervindo mengatakan mereka membantu petani serai dan sawit di Kabupaten Pasaman Barat, Pasaman Timur, Payakumbuh dan Pesisir Selatan dengan total dana senilai Rp 1,51 miliar.
"Mendukung petani serai wangi dan sawit Sumbar, Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I menyalurkan modal bergulir melalui Program Kemitraan (PK). Dukungan PK kali ini mencapai Rp 1,51 miliar," kata Roby, Kamis (18/7).
Pertamina membantu petani serai wangi dan sawit karena mendapati data dari Bank Indonesia (BI) Sumbar yang memperlihatkan pertanian sebagai salah satu sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang potensial dikembangkan.
Dalam kajian ekonomi regional triwulan I Sumbar, BI menyajikan sumbangsih produk domestik regional bruto (PDRB) sektor ini mencapai Rp 9,163 miliar. Tertinggi dibanding sektor usaha lain.
Roby menyebut hingga kini sawit masih menjadi jawara sektor pertanian di Sumbar. Komoditas pertanian lain yang potensial jadi primadona adalah serai wangi atau Citronella Oil yang bisa jadi pundi baru petani.
Sementara melihat data dari PTPN IX, konsumsi minyak serai wangi dunia mencapai hingga 2.500 ton per tahun. Kebutuhan ini hanya mampu terpenuhi 50 sampai 60 persen saja. Indonesia sendiri baru bisa mensuplai 200 hingga 250 ton per tahun.
Pertamina bersama mitra binaan Rumah Harum Atsiri memberi wawasan kepada petani Sumbar yang selama ini hanya menanam sawit. Serai wangi punya nilai jual yang tinggi dan harganya stabil, bahkan cenderung naik. Selain itu, tanaman ini tidak rewel karena tidak memerlukan perlakuan khusus serta bebas hama.
Roby menjelaskan, tahun ini pihaknya menargetkan penyaluran dana PK di seluruh wilayah MOR I sebesar Rp 16 miliar. "Selama Januari hingga Juli 2019, khusus di Sumbar kami telah menyalurkan dana PK senilai lebih dari Rp 2 miliar," ucap Roby.
PK Pertamina memberi akses permodalan bagi UMKM dengan bunga administrasi sangat ringan yakni hanya tiga persen. Plafon pinjaman mencapai maksimal Rp 200 juta, dengan waktu pengembalian hingga 36 bulan. Prosedurnya, cukup melengkapi formulir yang disediakan Pertamina.
Selain akses permodalan, Pertamina juga mengembangkan UMKM binaannya melalui berbagai pelatihan. Dukungan pengembangan usaha UMKM pun dilaksanakan melalui beragan kegiatan promosi. Seperti mengikutkan mitra binaan dalam pameran skala lokal, nasional maupun internasional.