Jumat 19 Jul 2019 14:37 WIB

BTN Ubah Rencana Bisnis untuk Antisipasi Pelambatan Ekonomi

Sejumlah rencana bisnis yang diubah yakni target kredit, dana pihak ketiga dan aset

Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama, Bank Tabungan Negara, BTN Maryono.
Foto: Darmawan / Republika
Direktur Utama, Bank Tabungan Negara, BTN Maryono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengumumkan penyesuaian Rencana Bisnis Bank (RBB) untuk mengatasi perlambatan pertumbuhan ekonomi baik yang disebabkan oleh faktor domestik maupun internasional. Ada sejumlah penyesuaian RBB yang dilakukan BTN dengan mempertimbangkan kinerja bisnis perseroan.

"Penyesuaian Rencana Bisnis Bank (RBB) perlu dilakukan karena mempertimbangkan kondisi makro ekonomi yang ada dan melihat perkembangan industri perbankan dalam negeri yang cenderung mengalami pengetatan likuiditas," ujar Direktur Utama Bank BTN Maryono di Jakarta, Jumat (19/7).

Baca Juga

Maryono menjelaskan perubahan RBB meliputi pertumbuhan kredit hingga akhir tahun yang diprediksi akan berkisar 10 hingga 12 persen. Kemudian Dana Pihak Ketiga (DPK) diprediksi juga tumbuh di level yang sama yaitu 10 hingga 12 persen, dan aset ditargetkan bisa tumbuh di kisaran 8 hingga 10 persen.

"Target pertumbuhan DPK dan kredit kami masih di atas RBB industri perbankan yang berada di angka 9 hingga 11 persen untuk kredit dan DPK yang hanya tumbuh 7 hingga 9 persen, kami optimistis kinerja Bank BTN tetap dalam jalurnya," kata dia.