REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Untuk bisa memanfaatkan internet dengan baik, semua orang termasuk para santri harus memiliki literasi digital yang baik. Hal tersebut disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam di Depok, KH Muhammad Yusron Shidqi.
Menurut Gus Yusron, begitu akrab disapa, supaya bisa memanfaatkan internet dengan baik, perlu penguatan literasi para santri. Selain itu perlu ada proteksi agar internet digunakan hanya untuk kebaikan, dan para gurunya harus mengarahkan para santri supaya bisa menyaring hal-hal negatif dari internet.
"Di dunia ini selalu ada dua sisi artinya ada manfaat dan mudharat, kita lihat apakah sesuatu itu lebih banyak sisi manfaat atau mudharatnya, kalau sudah dioptimalkan tetapi yang dominan tetap mudharatnya maka (harus) ditinggalkan," kata Gus Yusron kepada Republika.co.id, di Jakarta, Jumat (19/7).
Tapi, dia menjelaskan, apabila masih ada upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi mudharat dan membuat proteksi dalam penggunaan internet. Sehingga bisa menjadikan manfaat internet jauh lebih besar dari mudharatnya, maka internet bisa dimanfaatkan.
Dia menceritakan tentang sekolah SMP di Kota Malang, Jawa Timur yang mengoptimalkan penggunaan internet oleh siswa dan siswinya. Tapi proteksi terhadap hal-hal negatif yang ada di internet diperkuat oleh pihak sekolah. Yang perlu dilakukan oleh pesantren-pesantren melakukan pendekatan yang sama dengan sekolah tersebut.
"Hal-hal yang sifatnya sia-sia dan bermain-main diminimalkan tetapi manfaatkan yang baik-baik diperkuat, sehingga perlu ada literasi digital, dan mendorong para santri memanfaatkan hal-hal yang bermanfaat dari internet," ujarnya.
Sebab, menurut Gus Yusron, apabila para santri dibiarkan mengakses internet dengan bebas tanpa arahan dan tujuan yang jelas khawatir menjadi tidak bermanfaat. Artinya harus banyak yang terlibat dalam penguatan literasi digital, para guru dan institusinya harus memberikan proteksi dan arahan. Supaya para siswa atau santrinya memiliki literasi digital yang baik.
Dia juga menyampaikan, literasi digital belum dioptimalkan di pesantren Al-Hikam, tapi para santrinya dibiarkan menggunakan ponsel masing-masing. Pesantren dan para guru sifatnya hanya mengimbau kepada para santri supaya bisa menggunakan ponsel dengan baik dan bijak.
"Kami bercita-cita supaya internet yang digunakan di pondok pesantren terlindungi dan terkontrol dengan baik, (sebab di sini) pesantren mahasiswa (jadi) sudah bisa diharapkan bertanggung jawab dengan gadget masing-masing," jelasnya.